Cirebon Serap Rp8,5 Triliun Demi Rebut Panggung Ekonomi Rebana

- Dana sebesar Rp8,5 triliun dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, khususnya akses terhadap air bersih dan pengelolaan sampah lintas kabupaten.
- Investasi pada sektor infrastruktur sumber daya air bertujuan untuk pengendalian banjir, penyediaan irigasi, dan ketersediaan air untuk pertanian.
- Salah satu proyek yang sudah rampung adalah pembangunan Terminal Tipe B Ciledug, sementara proyek lainnya juga segera menyusul dengan skema pendanaan pemerintah pusat, daerah
Cirebon, IDN Times - Kabupaten Cirebon menjadi salah satu wilayah yang diguyur investasi jumbo sebesar Rp8,5 triliun di wilayah Metropolitan Rebana, Jawa Barat. Dana tersebut dialokasikan untuk 14 program strategis lintas-sektor, mulai dari jalan, air bersih, pengendalian banjir, hingga infrastruktur pendidikan.
Menurut Wakil Kepala Badan Pengelola Rebana, Budhiana Kartawijaya, aliran dana ini merupakan bagian dari pelaksanaan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Jabar Selatan.
"Kabupaten Cirebon memiliki posisi strategis di jantung Rebana. Karena itu, program-program di wilayah ini diarahkan untuk menciptakan pusat pertumbuhan baru yang terintegrasi,” ujar Budhiana, Sabtu (14/6/2025).
1. Fokus air bersih dan pengelolaan sampah

Dari total dana yang digelontorkan, sektor infrastruktur dasar menyerap alokasi terbesar, yakni Rp5,7 triliun. Fokus utama dalam sektor ini adalah pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, khususnya akses terhadap air bersih melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Cirebon Raya (SPAM Jatigede) Tahap I dan II.
Kedua proyek ini dirancang untuk menyuplai air bersih ke wilayah-wilayah yang selama ini kesulitan mendapatkan layanan air perpipaan.
Selain itu, pemerintah juga menggelar proyek pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Cirebon Raya sebagai solusi jangka panjang atas persoalan sampah lintas kabupaten.
“Air bersih dan pengelolaan sampah adalah fondasi kota masa depan. Kalau ini tidak dikejar, pertumbuhan industri di kawasan Rebana bisa tersendat,” kata Budhiana.
2. Mitigasi risiko bencana lewat infrastruktur sumber daya air

Sebesar Rp612 miliar diinvestasikan pada sektor infrastruktur sumber daya air (SDA). Tujuannya tak lain adalah pengendalian banjir, penyediaan irigasi, dan ketersediaan air untuk pertanian.
Sejumlah proyek besar masuk dalam program ini, seperti rehabilitasi jaringan irigasi Seuseupan, pembangunan Waduk Cipanudaan, serta pengendalian banjir di DAS Cisanggarung, Cijangkelok, Cibatu, dan Cipanundaan.
Tak hanya itu, embung dan kolam retensi juga dibangun di berbagai lokasi rawan banjir seperti Windujaya, Waled Asem, Bungkolor, Cikeusal, dan Winduhaji. Infrastruktur ini akan memperkuat ketahanan air Cirebon sebagai bagian dari wilayah strategis nasional.
“Dengan infrastruktur SDA yang andal, masyarakat tak hanya terbebas dari banjir, tapi juga punya suplai air untuk musim kemarau,” ucap Budhiana.
Lima program lain yang tergolong ke dalam infrastruktur sosial atau soft infrastructure menyedot dana hampir Rp1,9 triliun. Di dalamnya terdapat proyek pengembangan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Cirebon, pembangunan creative center, Pusat Seni Budaya, sarana pengolahan ikan, hingga desa digital.
Pengembangan ITB Kampus Cirebon menjadi simbol transformasi wilayah dari daerah pinggiran menjadi sentra pendidikan tinggi. Kampus ini diharapkan menjadi pusat inovasi dan penggerak ekonomi baru yang bisa menyerap ribuan tenaga kerja dan meningkatkan daya saing SDM lokal.
Sementara itu, Creative Center dan Pusat Seni Budaya disiapkan untuk menghidupkan sektor ekonomi kreatif dan pelestarian budaya lokal. Desa-desa pun tidak tertinggal; proyek desa digital dirancang untuk mengurangi kesenjangan teknologi informasi dan mendukung UMKM lokal.
“Ini bukan hanya pembangunan fisik, tapi juga membentuk ekosistem yang memberdayakan masyarakat,” kata Budhiana.
3. Proyek yang sudah dan sedang berjalan

Dari 14 proyek yang dirancang, satu di antaranya sudah rampung adalah pembangunan Terminal Tipe B Ciledug. Terminal ini menjadi simpul transportasi penting untuk mendukung konektivitas antarkawasan.
Sementara itu, proyek pengembangan Kampus ITB Cirebon sudah masuk tahap pembangunan dan ditargetkan selesai dalam beberapa tahun mendatang. Budhiana menambahkan, proyek lainnya juga segera menyusul dengan skema pendanaan pemerintah pusat, daerah, dan kerja sama swasta.
“Target kami, semua program ini dapat dirasakan manfaatnya maksimal pada 2027. Tapi sebagian output akan mulai muncul sejak 2025, terutama yang terkait air dan transportasi,” ucapnya.