Tulisan WFH. (pexels.com/Anna Tarazevich)
Selain persoalan teknis, Imron menilai aspek kedisiplinan ASN juga menjadi alasan kuat mengapa WFH belum layak diterapkan. Menurutnya, sebagian ASN belum menunjukkan tanggung jawab kerja yang stabil ketika tidak berada di lingkungan kantor.
“Pengalaman sebelumnya menunjukkan, WFH sering disalahpahami sebagai waktu santai. Padahal produktivitas tetap harus dijaga. Kami ingin ASN tetap fokus, disiplin, dan bisa diandalkan,” tuturnya.
Pemkab Cirebon, kata dia, sedang memperkuat sistem penilaian berbasis kinerja dan kehadiran fisik agar produktivitas ASN bisa terukur dengan jelas. Ia menegaskan, kehadiran langsung di tempat kerja menjadi bagian penting dari pembentukan budaya disiplin birokrasi.
Meski menolak wacana WFH dari Pemprov Jabar untuk saat ini, Imron tidak menutup peluang penerapan sistem kerja fleksibel di masa mendatang. Ia menilai, langkah tersebut bisa dipertimbangkan bila infrastruktur digital dan sistem pengawasan ASN sudah lebih siap.
“Kalau nanti jaringan internet sudah merata dan sistem kerja sudah digital sepenuhnya, mungkin bisa kita kaji lagi. Tapi saat ini, prioritas kita tetap pada pelayanan publik yang cepat, akurat, dan hadir langsung bagi masyarakat,” katanya.