Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cibir Nasi Kotak Bupati, Dedi Mulyadi Tegur Kades Wiwin

(Tangkap layar)
(Tangkap layar)

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memberikan imbauan terhadap kepala desa agar berpenampilan sederhana dan bersahaja. Ia juga menegur Kepala Desa Gunung Menyan, Kabupaten Bogor, Wiwin Komalasari, yang dianggap mencibir nasi kotak saat pelantikan kepala daerah di Bogor.

Video cibiran ini pun viral di media sosial sejak beberapa hari kemarin. Menurut Gubernur Dedi, persoalan ini muncul karena kesalahpahaman dalam menafsirkan candaan yang disampaikan Kades Wiwin.  

Dalam video yang beredar, Kades Wiwin terlihat membawa tas plastik berisi nasi kotak yang didapat setelah menghadiri acara pelantikan. Beberapa pihak menilai gestur dan ucapannya terkesan merendahkan bingkisan tersebut.

1. Langsung klarifikasi di hadapan Dedi Mulyadi

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyebut banyak pembelajaran yang didapat dari agenda retreat di Akmil Magelang, Jawa Tengah. (IDNTimes/Herlabang Jati)
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyebut banyak pembelajaran yang didapat dari agenda retreat di Akmil Magelang, Jawa Tengah. (IDNTimes/Herlabang Jati)

Akan tetapi, saat berbincang dengan Gubernur Dedi Mulyadi dan disiarkan melalui media sosialnya, Wiwin menjelaskan bahwa tidak ada niat untuk meremehkan keadaan. Ia mengatakan, baru pertama kali mendapatkan nasi kotak di kantor bupati.

"Saya senang sekali dapat berkat itu, Pak Gubernur, karena baru pertama kali mendapatkannya di kantor bupati. Dapat dua kotak, lalu saya makan di parkiran bersama sopir dan rekan kades lainnya," kata Wiwin, dikutip dari rilis Humas Pemprov Jabar, Sabtu (1/3/2025). 

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi pun menanggapi, ia mengatakan yang terekam dan viral di media sosialu ucapan yang disampaikan Wiwin seperti melecehkan bingkisan tersebut.

"Tapi kesan yang ditangkap netizen, ibu seolah-olah melecehkan bingkisan itu, seakan-akan kok cuma nasi kotak, nggak dapat yang lain," kata Dedi.

2. Mengaku sebenarnya senang mendapatkan nasi kotak

Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi. (IDN Times/Imam Faishal)
Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi. (IDN Times/Imam Faishal)

Wiwin langsung meluruskan, bahwa yang terjadi tidak seperti yang ditafsirkan warganet. Ia mengatakan, nada yang diucapkan merupakan candaan dan bukan serius, sebab dirinya juga memakan nasi kotak tersebut.

"Tidak seperti itu, pak, intinya saya senang mendapat bingkisan itu, dan hanya sekadar guyon. Kami makan bersama-sama di parkiran, di belakang mobil, tidak ada maksud lain." kata Wiwin. 

Wiwin juga mengatakan bahwa ia terbiasa turun ke rumah-rumah warga dan makan bersama mereka, meski mengakui bahwa penampilannya terkadang terlihat glamor. "Tidak ada sama sekali mengharapkan bingkisan lebih dari nasi kotak. Menghadiri pelantikan Pak Bupati saja sudah senang." katanya. 

3. Dedi Mulyadi minta agar pemimpin lebih bijak

Wali Kota Bogor terpilih Dedie Abdu Rachim saat bertemu dengan Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi di kediaman Dedi di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat, Rabu (29/1/2025).  (Tim Dedie Rachim).
Wali Kota Bogor terpilih Dedie Abdu Rachim saat bertemu dengan Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi di kediaman Dedi di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat, Rabu (29/1/2025). (Tim Dedie Rachim).

Terkait viralnya video tersebut, Wiwin telah dipanggil oleh Bupati Bogor, Wakil Bupati, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor untuk menjelaskan situasi sebenarnya. Ia pun menyampaikan permohonan maaf dan berjanji untuk lebih berhati-hati dalam bertutur kata di masa mendatang.

Gubernur Dedi mengingatkan bahwa dampak media sosial sangat besar terhadap opini publik dan jalannya roda pemerintahan.

"Saat pertama melihat video, saya biasa saja karena tahu karakter ibu. Namun netizen memiliki persepsi berbeda. Di era media sosial saat ini, saya minta ibu menurunkan tensinya dan lebih bijak dalam berpenampilan serta berbicara agar tidak menimbulkan kesalahpahaman," kata Dedi.

Gubernur Dedi juga mengajak para pejabat publik untuk memilih penampilan yang sederhana dan lebih peka terhadap persepsi masyarakat, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang bisa berdampak negatif. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
Azzis Zulkhairil
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us