Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250915_092821.jpg
Penerimaan mahasiswa Unisba. IDN Times/Debbie Sutrisno

Intinya sih...

  • Tiara dan Salman meraih beasiswa kampus karena menghafal Al-Qur'an sejak sekolah dasar, dengan Tiara sudah menghafal 30 juz Al-Qur'an dan Salman telah menguasai 5 juz.

  • Tiara memilih jurusan Farmasi untuk mengabdi pada masyarakat di bidang kesehatan, sementara Salman memilih Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) untuk memperbaiki tata ruang di Banyuasin.

  • Beasiswa kuliah membantu meringankan biaya kuliah bagi Tiara dan Salman yang berasal dari keluarga sederhana, sehingga mereka dapat mewujudkan mimpi berkuliah di perguruan tinggi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Mengejar cita-cita untuk bisa berkuliah di perguruan tinggi (PT) kerap kali terkendala salah satunya karena masalah biaya. Harga untuk bisa mendapatkan gelar sarjana yang tidak murah sering kali membuat para pelajar mengurungkan niatnya menempuh pendidikan lebih tinggi.

Namun, dibalik itu semua banyak cara sebenarnya untuk bisa berkuliah dengan mendapatkan beasiswa. Misalnya yang diberikan oleh Universitas Islam Bandung (Unisba) dengan memberikan beasiswa untuk penghafal Al-Quran.

Program beasiswa ini pun yang kemudian dapat diraih oleh Tiara Karomahtul Awaliyah dan Salman Alfarizi yang bisa masuk sebagai mahasiwa baru. Tiara saat ini tercatat sebagai mahasiswi baru Fakultas Farmasi Universitas Islam Bandung (Unisba) angkatan 2025/2026. Dia menjadi salah satu penerima Beasiswa Hafidz Al-Qur’an. Gadis asal Kabupaten Tegal ini telah menghafal 30 juz Al-Qur’an meski masih dalam proses pemantapan pada 22 juz.

Tiara, lulusan MAN Tegal, lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang wiraswasta dan ibunya pedagang pakaian. “Ekonomi keluarga kami cukup, tapi beasiswa sangat membantu meringankan biaya kuliah,” tuturnya.

1. Sudah menghafal dari sekolah dasar

Penerimaan mahasiswa Unisba. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sejak kelas 5 SD, Tiara sudah mulai menghafal Al-Qur’an di rumah tahfidz atas ajakan teman dan dukungan orang tua. Pada kelas 6, hafalan menjadi prioritas hidupnya.

“Kadang rasa malas datang, tapi saya punya target, jadi harus bisa,” ungkapnya.

Motivasi terbesar Tiara adalah membahagiakan kedua orang tua dan kelak mempersembahkan mahkota di surga untuk mereka. Ia pun mengajarkan ibunya membaca Al-Qur’an dan memotivasi ayahnya menghafal surat-surat pendek.

Prestasinya di bidang keagamaan tak diragukan. Saat SMP, Tiara meraih juara MTQ 5 juz dan tilawah tingkat provinsi. Ketika SMA, ia menjuarai Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ) se-Jawa Tengah. Tiara juga aktif mengikuti olimpiade biologi dan berbagai lomba hafalan.

2. Siap mengabdi untuk masyarakat di bidang kesehatan

Penerimaan mahasiswa Unisba. IDN Times/Debbie Sutrisno

Memilih jurusan Farmasi, Tiara ingin menggabungkan kecintaannya pada Al-Qur’an dan tekad menolong sesama. “Saya diajarkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Farmasi menjadi jalan saya membantu di bidang kesehatan,” jelasnya.

Setelah lulus, Tiara bercita-cita melanjutkan pendidikan apoteker atau S2 Farmasi dan siap merantau untuk pengalaman kerja.

“Saya mencari kampus islami yang mendukung hafidz. Di Unisba, mahasiswa bisa berkembang secara akademik dan keagamaan. Beasiswa hafidz memotivasi saya menjaga hafalan sekaligus meringankan beban orang tua,” katanya.

3. Beasiswa kuliah pintu besar wujudkan mimpi

Penerimaan mahasiswa Unisba. IDN Times/Debbie Sutrisno

Raihan beasiswa dengan jalur menghapal Al-Quran juga didapat Salman Alfarizi. Pemuda asal Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, resmi menjadi mahasiswa baru Universitas Islam Bandung (Unisba) angkatan 2025/2026 melalui Beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Lulusan SMKN 1 Suak Tapeh jurusan Teknik Komputer dan Informatika ini adalah anak pertama dari empat bersaudara. Meski perekonomian keluarga sederhana dimana ayahnya berdagang nasi pindang patin dan ibunya guru TPA, Salman selalu mendapat dukungan penuh.

Sejak PAUD, Salman akrab dengan Al-Qur’an. Ia mulai menghafal serius di kelas 6 SD dan kini telah menguasai 5 juz.

“Setelah shalat saya biasakan membaca minimal 20 ayat,” tuturnya.

Targetnya adalah menuntaskan hafalan 30 juz. Prestasi nonakademik pun mewarnai langkahnya. Saat SMK, Salman aktif di futsal dan menorehkan juara 1 tingkat kabupaten selama 2 tahun berturut-turut yakni pada tahun 2023 dan 2024. Di kelas VIII SMP dan kelas X SMA, ia dipercaya menjadi kepala seksi kebersihan OSIS.

Tahun 2024, usai lulus SMK, Salman sempat menunda kuliah demi mengikuti tes sekolah kedinasan. Sambil menunggu, ia bekerja di proyek tol Betung–Jambi sebagai pengukur lapangan dan membantu orang tua berjualan roti.

“Ketika lulus KIP Unisba, saya berhenti berjualan roti dan fokus menyiapkan kuliah,” kenangnya.

Salman memilih Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) karena prospek kerja yang luas dan keinginannya memperbaiki tata ruang di Banyuasin.

Bagi Salman, beasiswa KIP adalah pintu besar untuk mewujudkan mimpi. Program ini sangat membantu bagi siswa yang terkendala biaya.

Editorial Team