Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Festival tahunan crypto terbesar di Indonesia Coinfest Asia kembali digelar. PT Pintu Kemana Saja dengan brand PINTU, platform jual beli dan investasi aset crypto kembali mendukung kegiatan ini dengan menjadi sponsor sekaligus berpartisipasi dalam sesi panelis yang mengangkat tema Clash of the Titans: Decentralized vs Centralized Trading.

Founder & CEO PINTU Jeth Soetoyo bersama tiga panelis lainnya berdiskusi tentang isu terkait decentralized exchange (DEX) dan centralized exchange (CEX) dalam dunia crypto yang telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir.

1. DEX dan CEX ibarat bank dan dompet

Ilustrasi Investasi Cryptocurrency | pexels

Founder & CEO PINTU, Jeth Soetoyo mengungkapkan, bicara tentang penggunaan DEX dan CEX, pada akhirnya merupakan sebuah spektrum. Seperti halnya membutuhkan bank dan dompet fisik untuk menyimpan uang. Artinya, beberapa orang lebih memilih untuk menyimpan crypto di DEX, sementara yang lain lebih memilih di CEX, tergantung pada kebutuhan masing-masing individu.

"Meskipun saya setuju bahwa industri crypto bergerak menuju Web3 dan decentralized finance (DeF)i, namun mengelola kunci dan wallet secara mandiri bukanlah konsep yang mudah bagi banyak orang. Oleh karenanya, saya percaya bahwa DEX maupun CEX bisa berjalan berdampingan,” dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times.

2. Volume perdagangan DEX dan CEX tidak lepas dari tiga faktor

Editorial Team

Tonton lebih seru di