Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi UTBK di Jabar. Unpad.ac.id

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat bakal melakukan rapid test secara acak kepada pantia dan peserta Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Jawa Barat.

Koordinator Sub Divisi Deteksi Dini dan Pelacakan Kontak pada Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Dedi Mulyadi, mengatakan, jumlah peserta UTBK-SBMPTN di perguruan tinggi Jabar sendiri mencapai 80.792 orang.

Rinciannya, ITB 16.648 peserta, Unpad 11.032 peserta, IPB 14.887 peserta, UPI 15.234 peserta, ISBI 7.206 peserta, Unsika 7.296 peserta, dan Unsil 8.489 peserta. Dari angka tersebut, rapid test rencananya dilakukan terhadap 900 orang.

"Jumlah peserta dan panitia totalnya sekitar 90 ribu orang. Maka dengan ketentuan rapid test dilakukan terhadap 1 persennya, maka akan ada rapid test terhadap 900 orang yang terlibat UTBK," kata Dedi, Senin (6/7).

1. 70 persen dari pengetesan diprioritaskan untuk peserta

Dok. Direktorat Komunikasi Universitas Hasanuddin

Menurut Dedi, dari 900 orang yang akan menjalani rapid test secara acak, 30 persen di antaranya adalah panitia, sedangkan 70 persennya peserta. Meski jumlah panitia tak banyak tapi rapid test terhadap mereka penting karena lebih rentan terkena virus dengan mobilitas dan kontaknya yang tinggi.

Rapid test rencananya diselenggarakan pada Selasa (7/7) sampai Jumat (10/7). Untuk hari pertama belum bisa dijalankan karena pantia terfokus untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19, terutama masalah kapasitas ruangan dan penjagaan jarak.

Jumlah orang yang akan dites di suatu titik ujian, katanya, didasarkan pada jumlah peserta ujiannya. Contohnya jika di ITB terdapat 16 ribuan peserta, artinya tes akan dilakukan kepada sekitar 160 orang di ITB.

"Pelaksanaannya sendiri dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jadwal tes UTBK," kata dia.

2. Setiap kampus miliki kebijakan tersendiri dalam antisipasi sebaran virus

Ilustrasi UTBK di Jabar. Unpad.ac.id

Keselamatan peserta tes UTBK SBMPTN menjadi atensi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Penerapan protokol kesehatan dan pembatasan mobilisasi peserta tes diketatkan untuk mencegah penularan COVID-19. Asisten Daerah Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, Setda Provinsi Jabar, Dewi Sartika, mengatakan, tujuh perguruan tinggi negeri di Jabar akan menggelar UTBK-SBMPTN.

Ketujuh perguruan tinggi tersebut yakni Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Universitas Siliwangi (Unsil), dan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

"Ada beberapa kebijakan yang bertujuan untuk melindungi keselamatan (peserta tes) dalam rangka produktif dan keadaan aman. 100 persen harus memenuhi protokol kesehatan," kata Dewi dalam jumpa pers di Gedung Sate, Kamis (2/7).

3. Kalau ada peserta sakit atau berhalangan tes, mereka bisa mengundur jadwal

Ilustrasi peserta ujian masuk perguruan tinggi negeri (Dok. Direktorat Komunikasi Universitas Hasanuddin)

Dewi mengatakan, pelaksanaan tes UTBK-SBMPTN dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama berlangsung 5-14 Juli 2020, sedangkan gelombang II pada tanggal 20-29 Juli 2020. Setiap gelombang akan digelar dua sesi per hari.

"Apabila ada peserta yang sakit dan tidak bisa ikut atau berhalangan hadir, ini masih dimungkinkan ikut tes pada gelombang kedua. Yang jelas dari tim panitia UTBK akan melayani sebaik-baiknya bagi peserta yang sudah terdaftar menjalani UTBK," katanya.

Pelaksanaan UTBK di setiap perguruan tinggi tersebar di beberapa lokasi. ITB misalnya, menggelar UTBK di kampus ITB, SMA Negeri 1, 2, 3, 4, dan 5 Kota Bandung. Sedangkan, UTBK Unpad hanya berlangsung di kampus Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Lokasi pelaksanaan UTBK IPB tersebar di beberapa tempat. Selain kampus IPB sendiri, UTBK digelar di 16 SMA/SMK kabupaten/kota Bogor. Pun demikian dengan UPI dan ISBI. Sementara UTBK Unsil dan Unsika berlangsung di kampus masing-masing.

4. Ruang khusus dan ambulance pun disiapkan

Dok.IDN Times/RSUD Tabanan

Menurut Dewi, Pemerintah Provinsi Jabar sudah menyampaikan berbagai rekomendasi kepada tujuh perguruan tinggi negeri. Mulai dari pembatasan interaksi, menyiapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19, memiliki Satuan Tugas, menyediakan pelayanan kesehatan, sampai menyiapkan ruang kesehatan dan ambulans.

"Yang pasti adalah mereka membuat surat pernyataan untuk bertanggungjawab selama kegiatan UTBK termasuk berkoordinasi dengan kabupaten/kota tempat pelaksanaan kegiatan. Bagaimana mereka menyiapkan keamanan di sekitar lokasi pelaksanaan UTBK, dan protokol teknis kesehatan UTBK," tuturnya.

Perwakilan Perguruan Tinggi Jabar yang hadir dalam jumpa pers tersebut, Rafly Chalil, memastikan semua perguruan tinggi yang menggelar UTBK berkomitmen mengimplementasikan protokol kesehatan secara ketat.

"Semua perguruan tinggi berjanji akan menjalani protokol COVID-19. Dari mulai peserta masuk, masuk ke kawasan kampus, lalu sampai mendekati gedung, lalu masuk ke ruang ujian," kata Rafly.

Editorial Team