Gubernur terpilih Jawa Barat Dedi Mulyadi (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Dedi Mulyadi dan Erwan turut berjanji akan melakukan pengembangan industri pengobatan berbasis kearifan lingkungan. Ia berkomitmen untuk mencetak 10.000 manajer putra daerah, melalui beasiswa di Politeknik Berorientasi Terapan.
Soal penanganan sampah, keduanya akan melakukan pengembangan pengelolaan sampah mandiri sampai dengan tingkat RT, penataan kampung nelayan, tempat pelelangan ikan, pelabuhan pendaratan kapal nelayan serta normalisasi muara di pesisir Jawa Barat.
Terakhir, mereka berjanji mendorong peningkatan kesejahteraan kepala desa, perangkat desa, RW, RT, linmas, kader PKK, kader posyandu, guru agama, ajengan, serta penguatan pembangunan desa berbasis kearifan lingkungan dan transformasi birokrasi berdampak.
Di sisi lain, pemerintah provinsi juga tengah melakukan efisiensi sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun 2025. Dalam sambutan perdananya, Dedi Mulyadi membeberkan beberapa program prioritasnya.
"Tidak ada efisiensi dalam arti pemotongan anggaran, yang ada adalah alih lokasi anggaran. Bahkan, saya menantang Kepala Bappeda untuk menaikkan belanja dari Rp31 triliun menjadi Rp33 triliun," kata Dedi.
Beberapa program prioritas yang akan mendapatkan peningkatan alokasi anggaran antara lain:
- Pembangunan ruang kelas baru (RKB): dari Rp60 miliar menjadi Rp1,2 triliun untuk meningkatkan akses pendidikan yang lebih layak.
- Perbaikan jalan: dari Rp600 miliar menjadi Rp2,4 triliun guna mempercepat perbaikan dan pembangunan jalan di seluruh Jawa Barat.
- Penyediaan listrik untuk masyarakat miskin: dari Rp20 miliar menjadi Rp350 miliar untuk memperluas akses energi.
- Program Rutilahu (Rumah tidak layak huni): dari Rp 20 miliar menjadi Rp120 miliar untuk membantu warga memperbaiki kondisi rumah yang tidak layak huni.