Perum BULOG mencatat lonjakan serapan beras yang luar biasa dalam tiga bulan pertama tahun 2025. Tercatat hingga bulan Maret ini, BULOG telah menyerap 725.513 ton beras dari petani. (Dok. Bulog)
Menurut Ramaijon, stok besar yang tersedia di Bulog Cirebon merupakan bagian dari kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Selain itu, pemerintah kembali mengaktifkan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang sebelumnya sempat dihentikan sementara. Program ini bertujuan untuk menekan harga beras di pasaran agar tetap terjangkau bagi masyarakat dan mencegah spekulasi harga yang merugikan konsumen.
“Untuk zona luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, distribusi telah dimulai. Sementara itu, wilayah Zona 1, termasuk Cirebon, akan mulai menerima pasokan pada akhir Februari 2025," ujarnya.
Untuk memastikan harga beras tetap stabil di Cirebon, Bulog menerapkan tiga skema utama dalam pelaksanaan SPHP, yaitu, operasi pasar, gerakan pangan murah, dan distribusi ke toko maupun pasar tradisional.
Ramaijon menegaskan, pihaknya terus memantau perkembangan harga di pasaran. Jika terjadi kenaikan signifikan, Bulog akan segera melakukan intervensi melalui operasi pasar guna menjaga keseimbangan harga.