Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati hingga saat ini tampak seperti mati suri. Rute penerbangan di bandara ini hanya menyisakan Surabaya-Kertajati. Padahal sebelumnya, 11 rute penerbangan sempat hilir mudik dari bandara ini. Kondisi tersebut sangat bertolak belakang dengan kemewahan dari segi fasilitas yang dimiliki BIJB Kertajati.

Coorporate Secretary PT BIJB Arief Budiman menjelaskan, hingga saat ini BIJB Kertajati memang tidak ramai dimanfaatkan oleh masyarakat untuk terbang ke berbagai daerah. Hal ini kemudian berdampak pada lengangnnya kegiatan non-aero di setiap lantai. Padahal manajemen BIJB sejauh ini telah menyiapkan 250 tenant/booth/ atau ruangan yang bisa digunakan untuk membuka jasa usaha maupun ruang perkantoran.

Dari 250 tenant yang bisa disewa, saat ini baru terpakai kurang dari satu persen. Malahan jumlah tenant yang digunakan pun sebenarnya masih kurang dari sepersen.

Sepinya toko dan ruangan untuk perkantoran memang disebabkan oleh sedikitnya penumpang yang menggunakan bandara. Alhasil  pihak yang sudah melakukan kontrak dengan manajemen BIJB Kertajati seperti kafe, money changer, hingga sejumlah perbankan masih menunggu keramaian bandara sebelum membuka dalam jangka waktu lama.

"Kalau sudah ramai mereka akan masuk. Ada juga yang sekarang mulai loading, dekor dan lain-lain," ujar Arief beberapa waktu lalu.

1. Rugi di awal tak jadi persoalan

IDN Times/Debbie Sutrisno

Arief menuturkan, anggaran yang dikeluarkan manajemen BIJB memang tidak sedikit. Terlebih dengan kondisi sepi maka penerimaan dari berbagai sektor bisnis tak akan mencukupi anggaran operasinal setiap bulannya.

Meski demikian manajemen BIJB tidak mempersoalkannya. Sebab mereka telah berhitung dan tahu penggunaan bandara ini tidak akan langsung ramai dalam satu atau dua tahun sejak peresmian. Dari hitung-hitungan yang dilakukan kemungkinan bandara ini akan mulai ramai dalam empat hingga lima tahun dari awal diresmikan oleh Presiden Joko 'Jokowi' Widodo, Mei 2018.

Sejauh ini total investasi yang dikucurkan untuk proyek BIJB Kertajati memang tidak sedikit. Pemerintah daerah melalui badan usaha milik daerah (BUMD) mencapai Rp2,6 triliun. Sedangkan investasi dari pemerintah pusat ada sekitar Rp1 triliun.

"Untuk sampai BEP (break event point/balik modal) sendiri memang baru 14 tahun," paparnya.

2. Menanti perpindahan penerbangan Bandara Husein

Editorial Team

Tonton lebih seru di