Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Proses pencarian korban longsor di Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (IDN Times/Hakim Baihaqi)

Cirebon, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi para pekerja tambang batu di kawasan Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Dedi mengungkapkan, para buruh tambang yang terdiri dari pemecah batu, sopir, hingga kenek, bekerja tanpa perlindungan dasar seperti jaminan kesehatan, keselamatan kerja, maupun jaminan hari tua.

“Tidak satu pun dari mereka tercatat sebagai peserta BPJS, baik untuk layanan kesehatan maupun ketenagakerjaan,” ujar Dedi saat ditemui di Bale Jaya Dewata, Kota Cirebon, pada Senin (2/6/2025).

Ia menyoroti lemahnya pengawasan di lapangan serta ketakutan para pengusaha tambang untuk mengambil tindakan yang bertanggung jawab sebagai penyebab utama situasi tersebut.

Dedi menambahkan, para pekerja bahkan tidak menerima santunan apapun ketika terjadi kecelakaan kerja atau insiden berbahaya. Menurutnya, ini adalah bentuk kelalaian yang tidak dapat ditoleransi dan perlu segera ditindaklanjuti secara serius.

Ia menegaskan, kejadian ini harus menjadi refleksi penting bagi semua pihak, baik pengelola tambang maupun pemerintah pusat dan daerah, untuk memperbaiki sistem perlindungan bagi pekerja informal khususnya di sektor rawan seperti pertambangan.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, lanjutnya, berencana mengevaluasi secara menyeluruh seluruh kegiatan penambangan di wilayah tersebut, termasuk aspek legalitas, keselamatan kerja, dan akses para pekerja terhadap jaminan sosial.

“Negara wajib hadir dan melindungi warga yang mengais rezeki di sektor-sektor berisiko tinggi. Tidak boleh dibiarkan mereka bekerja tanpa perlindungan,” kata Dedi.

Di sisi lain, proses pencarian korban longsor di tambang batu Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, masih terus berlangsung hingga hari keempat.

Enam penambang dilaporkan belum ditemukan sejak insiden tragis yang terjadi pada Jumat (30/5/2025), usai hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut menyebabkan tebing batu runtuh.

Sejak pagi tadi, tim gabungan yang terdiri dari unsur TNI, Polri, Basarnas, BPBD, relawan, serta para penambang lokal kembali melanjutkan proses pencarian di tengah medan yang sangat berat.

Hingga saat ini, 19 korban telah berhasil dievakuasi dalam kondisi tidak bernyawa. Tim medis telah mengidentifikasi jenazah, dan sebagian besar sudah diserahkan kepada keluarga masing-masing.

Beberapa korban yang berhasil dikenali antara lain Sukandra bin Hadi, Andri bin Surasa, Sukadi bin Sana, Sanuri bin Basar, dan Dendi Irawan. Nama-nama lainnya termasuk Sarwa bin Sukira, Rusjaya bin Rusdi, Suparta bin Supa, Rio Ahmadi bin Wahyudin, serta Ikad Budiargo bin Arsia.

Korban lainnya yang juga telah teridentifikasi adalah Jamaludin, Wastoni, Toni, Rion Firmansyah, Sanadi, Sunadi, Sakira, Nalo Sanjaya, dan Wahyu Galih.

Pihak berwenang mengimbau agar masyarakat tidak mendekati lokasi longsor karena masih ada potensi terjadinya longsor susulan. Aparat keamanan telah disiagakan untuk menjaga area sekitar agar tidak membahayakan warga yang tidak berkepentingan.

Editorial Team