Bukan Dihentikan, DPRD Jabar Dorong Program Barak Militer Jadi Mulok

- Program karakter militer Panca Waluya diusulkan menjadi muatan lokal (Mulok) oleh DPRD Jabar.
- DPRD meminta program ini jangka panjang dan dirasakan oleh seluruh siswa dengan kajian akademis Dinas Pendidikan.
- Pansus RPJMD juga membahas visi misi Jabar Istimewa dan pendidikan karakter Panca Waluya dimulai tahun ajaran baru 2026-2027.
Bandung, IDN Times - Ketua Fraksi PAN DPRD Jawa Barat, Hasbullah Rahmad meluruskan pernyataan mengenai program pendidikan karakter berbasis militer Panca Waluya diberhentikan. Dia menyatakan, program ini tetap berlanjut namun diusulkan untuk menjadi muatan lokal (Mulok).
Hasbullah mengatakan, pada saat rapat bersama dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat muncul pembahasan, agar program pendidikan karakter ini bisa dijadikan ekskul seperti beberapa kegiatan lainnya. Para anggota dewan saat itu turut menyetujuinya.
"Distrik itu punya pemikiran bahwa apakah mungkin Panca Waluya ini bisa dimasukkan dalam kurikulum khusus dalam hal ini mulok. Nah, kalau itu dewan setuju," ujar Hasbullah, Rabu (2/7/2025).
"Kenapa? Kalau dia masuk dalam kurikulum dia tidak berlaku kepada hanya kepada siswa yang khusus saja tetapi kan semua siswa di Jawa Barat juga kebagian," sambungnya.
1. Kajian akademis harus segera dilakukan

Dalam pembahasan saat itu, Hasbullah menuturkan, DPRD Jawa Barat meminta agar program ini bisa menjadi jangka panjang, dan bisa dirasakan oleh siswa lainnya di luar kategori yang harus dimasukan ke Barak militer.
Oleh karena itu, Dengan dijadikan muatan lokal maka akan dirasakan juga oleh seluruh siswa-siswi. Sehingga, Dinas Pendidikan diharuskan mulai melakukan kajian akademis untuk menindaklanjuti hal tersebut.
"Maka sebaiknya memang Disdik Jabar melakukan kajian membuat kurikulum khusus mulok untuk dimasukkan dalam kurikulum di sekolah," katanya.
2. Program barak militer terus berjalan

Dengan kondisi ini, Hasbullah menegaskan, dirinya tidak mengusulkan agar program ini diberhentikan, melainkan tetap berjalan namun dengan catatan langkah jangka panjang harus diterapkan seperti dimasukkan dalam mulok atau lainnya.
Di sisi lain, program ini sudah gelombang meluluskan ratusan lebih siswa dari gelombang pertama, gelombang kedua, dan saat ini rencananya masuk gelombang ketiga, hingga keempat.
"Mungkin sampai gelombang kelima kita masih terus sampai ke Barak. Jadi program ini tidak dihentikan program pendidikan karakter ini tetapi ada, tapi opsional jangka panjang. Yang menurut saya masuk akal ya," jelasnya.
3. Program ketahanan keluarga harus ada

Lebih jauh, Hasbullah mengatakan, saat ini DPRD Jabar juga tengah membahas Pansus RPJMD untuk memuat program visi misi Jabar Istimewa, Lembur Diurus, Kota Ditata. Pada pembahasan ini nantinya akan dimasukkan narasi tentang ketahanan keluarga. Hal itu juga sejalan dengan pendidikan karakter Panca Waluya.
"Pendidikan karakter ini juga bisa diambil alih oleh keluarga masing-masing. Kalau keluarganya memang bagus, mendidik anaknya ya insyaallah kenakalan remaja juga tidak ada, keterlibatan siswa juga tidak akan banyak. Tidak mesti harus, ini kan Barak ini kan opsi terakhir sebenarnya kan," tuturnya.
Hasbullah berharap pendidikan karakter Panca Waluya masuk dalam mulok bisa dimulai pada tahun ajaran baru 2026-2027. Mengingat, saat ini masih perlu dilakukan kajian akademis dan beberapa persiapan lainnya.
"Ada space kurikulum lokal yang selama ini kan hanya diisi dengan bahasa Sunda.Nah, kalau nanti kita isi dengan Paca Waluya kan semuanya dapat. Bahasa dapat, budaya dapat, perilaku dapat, karakter juga dapat. Nah, kita pengin ke depan jangka panjang," kata dia.
Diketahui, Pemprov Jabar baru saja menutup pendidikan karakter Panca Waluya Angkatan II di Depo Pendidikan (Dodik) Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada Minggu (29/6/2025).
Ada sebanyak 103 siswa dari sejumlah SMA/ SMK di Jabar yang mengikuti kegiatan ini dan dinyatakan lulus. Mereka digembleng selama 21 untuk belajar menjadi generasi Panca Waluya yakni cageur, bageur, bener, pinter tur singer.