Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-07-14 at 09.12.56.jpeg
Orang tua dan murid saat menunggu acara pembukaan Sekolah Rakyat di Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (14/7/2025) (IDN Times/Linna Susanti)

Intinya sih...

  • Sekolah Rakyat dimulai 2026, bukan kelas tambahan

  • Disiapkan serius, bukan program seremonial

  • Mengadopsi visi nasional, merakyat dan relevan

Cirebon, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Cirebon memastikan pelaksanaan Sekolah Rakyat baru akan dimulai pada 2026. Program pendidikan alternatif ini ditujukan untuk masyarakat yang terpinggirkan dari sistem pendidikan formal, seperti buruh, petani, pekerja informal, dan warga putus sekolah.

Hingga awal tahun ajaran baru 2025/2026, belum tersedia sarana dan prasarana pendukung yang memadai, membuat program ini tertunda dari rencana awal.

1. Bukan sekadar kelas tambahan

Siswa Sekolah Rakyat Muhammad Glensky (13) di asrama Sentra Handayani Jakarta Timur (IDN Times Dini Suciatiningrum)

Pemerintah Kabupaten Cirebon menegaskan bahwa Sekolah Rakyat tidak bisa diperlakukan seperti program tambahan yang sekadar menumpang di gedung sekolah yang sudah ada.

Menurut Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman, pendekatan pendidikan yang diusung Sekolah Rakyat menuntut ruang belajar yang berdiri sendiri. "Model pembelajaran yang lebih fleksibel, kontekstual, dan berbasis kebutuhan masyarakat membutuhkan ruang yang berbeda dari sekolah formal," kata Agus, Senin (14/7/2025).

Ia menekankan, jika program ini dipaksakan berlangsung tanpa infrastruktur mandiri, dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan belajar reguler yang sudah berlangsung di sekolah umum.

2. Disiapkan serius, bukan sekadar program seremonial

Siswa Sekolah Rakyat Muhammad Glensky (13) di asrama Sentra Handayani Jakarta Timur (IDN Times Dini Suciatiningrum)

Pemkab Cirebon ingin memastikan sekolah rakyat bukan program tempelan, apalagi hanya proyek simbolik. Oleh karena itu, selama sisa tahun 2025 akan difokuskan untuk menyusun infrastruktur, kurikulum, serta sistem pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik nonformal.

Menurut Agus, Pemkab tidak ingin terburu-buru. “Kami ingin hadirkan lembaga pendidikan yang benar-benar menyentuh warga yang selama ini luput dari sistem, bukan hanya sekadar menggugurkan kewajiban,” ujarnya.

Penyusunan materi ajar akan disesuaikan dengan latar belakang sosial ekonomi masyarakat dan dipadukan dengan pelatihan praktis, seperti pertanian organik, perbengkelan, menjahit, atau kewirausahaan lokal.

3. Mengadopsi visi nasional, merakyat dan relevan

Orang tua dan murid saat menunggu acara pembukaan Sekolah Rakyat di Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (14/7/2025) (IDN Times/Linna Susanti)

Program ini merupakan adaptasi dari konsep Sekolah Rakyat yang menjadi salah satu visi pendidikan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Prabowo menggagas model pendidikan nonformal berbasis nasionalisme, keterampilan hidup, dan pemberdayaan lokal sebagai solusi untuk mengatasi kesenjangan akses pendidikan, terutama di wilayah pedesaan.

Di sejumlah daerah lain seperti Jawa Tengah dan Sumatera, konsep ini telah diimplementasikan melalui sekolah-sekolah rakyat yang melibatkan pengajar lokal dan mengusung nilai-nilai kebangsaan.

Di Cirebon, pendekatan serupa akan diambil dengan sentuhan kearifan lokal, dari bahasa daerah hingga praktik budaya yang terintegrasi dalam kurikulum.

Sekolah Rakyat di Cirebon ditargetkan bukan hanya menjadi tempat belajar membaca atau berhitung, tetapi juga wahana untuk membangun kembali rasa percaya diri masyarakat kecil dalam menatap masa depan.

Kurikulum kejuruan yang akan disusun mencakup bidang-bidang strategis seperti pertanian modern, pengolahan hasil bumi, industri kreatif berbasis desa, hingga kewirausahaan mandiri.

Editorial Team