Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Banjir
ilustrasi banjir (pexels.com/Pok Rie)

Intinya sih...

  • BPBD Jabar meminta masyarakat waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi selama Libur Nataru 2025/2026.

  • BPBD Jabar telah menyiapkan personel dan alat evakuasi di tiap posko yang tersebar di 27 kabupaten kota.

  • Pemerintah provinsi menetapkan status siaga bencana hingga April 2026, dengan prediksi musim hujan selama periode tersebut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat meminta kepada seluruh masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi selama masa Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Teten Ali Mulku Engkun mengatakan, seluruh daerah Jabar rawan terhadap risiko bencana sehingga perlu bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana.

"Hampir seluruh wilayah Jabar rawan bencana, untuk sekarang di Jabar selatan yang rata-rata di banjir, (tanah) longsor dan cuaca ekstrem," kata Teten, Sabtu (27/12/2025).

"Kemudian banjir rob di beberapa tempat, di utara tapi kalau di selatan itu dengan di tengah ada banjir dan longsor, karena daeranya bergunung-gunung," kata Teten.

1. Personel diterjunkan di beberapa posko yang telah disiapkan

ilustrasi banjir akibat deforestasi (unplash.com/iqrorinaldi)

Mengenai kesiapan BPBD Jabar untuk menghadapi potensi bencana di masa Libur Nataru 2025/2026, Teten mengatakan BPBD Jabar sudah menyiapkan dua sampaintiga personel di tiap pos yang tersebar di 27 kabupaten kota.

"Jadi poskonya itu ada yang beririsan dengan teman-teman instansi lain gitu ya TNI/Polri ada juga yang mandiri, khususnya di daerah-daerah rawan bencana, itu kami siapkan pos sendiri," katanya.

2. Alat evakuasi juga sudah disiagakan

ilustrasi longsor (IDN Times/Istimewa)

Selain menyiapkan personel di tiap posko yang tersebar di 27 kabupaten kota, BPBD Jabar juga telah menyiapkan alat evakuasi untuk mengantisipasi bila terjadi bencana.

"Kami juga sudah siapkan di masing-masing posko tersebut alat-alat evakuasi dengan berkoordinasi bersama tiap kelurahan dan desa dengan memberikan imbauan untuk antisipasi bencana," katanya.

Menurut Teten, pemerintah provinsi telah menetapkan status siaga bencana hingga bulan April 2026 dan di perkirakan musim hujan juga bakal terjadi selama periode tersebut.

3. Dedi Mulyadi minta masyarakat rayakan akhir tahun dengan berdoa

Ilustrasi longsor (IDN Times/Sukma Shakti)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Bandung memprediksi perayaan tahun baru 2026 di Jawa Barat berpotensi diguyur hujan. Masyarakat pun diminta melakukan mitigasi kebencanaan hidrometeorologi.

Dengan prediksi itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan, masyarakat ada baiknya merayakan tahun baru 2026 dengan khidmat, tidak dengan melakukan euforia berlebihan, dan tetap memantau kondisi cuaca saat berpergian.

"Akhir tahun saya harapkan dilaksanakan dengan doa. Artinya setiap orang tidak mengekspresikan secara berlebihan, hati-hati di jalan, hati-hati di tempat wisata, hati-hati terhadap curah hujan," ujar Dedi di Gedung Sate, Senin (22/12/2025).

Menurutnya, masyarakat ada baiknya menjadikan tahun baru sebagai momentum evaluasi, bukan berarti dimanfaatkan dengan beruforia berlebihan yang dapat mengakibatkan keramaian dan lainnya.

"Semua orang harus hati-hati dan rayakan tahun baru sebagai bahan evaluasi agar tahun depan jauh lebih baik," ujarnya.

Editorial Team