Ilustrasi rumah subsidi (Dok. Apersi)
Menurutnya, program ini menawarkan bunga tetap 5 persen hingga lunas dengan tenor hingga 20 tahun, sehingga cicilan per bulannya hanya sekitar Rp1 jutaan. Selain itu, masyarakat juga akan mendapatkan asuransi jiwa, kebakaran, dan kredit serta bebas PPN.
Syarat utama penerima subsidi, pertama Warga Negara Indonesia (WNI), Memiliki KTP, Belum pernah menerima subsidi perumahan, tidak memiliki rumah (rumah pertama).
"Kemudian, berpenghasilan tetap atau tidak tetap sesuai batasan. Untuk wilayah Jawa, maksimal penghasilan Rp8,5 juta bagi single, dan Rp10 juta untuk yang sudah menikah," katanya.
Berdi mengatakan, bahwa strategi penyebaran informasi dilakukan melalui kerja sama dengan Bank BJB serta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Program ini telah digelar dalam rangkaian kegiatan sosialisasi di berbagai wilayah seperti Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Majalengka, dan Sumedang.
Disamping itu, pihaknya juga sudah melakukan MoU dengan Pemprov Jawa Barat dan Bank bjb untuk penyediaan 10.000 unit rumah hingga Desember 2025. Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi turut berperan aktif dalam penyalurannya.
Pada tahun ini dikatakannya, kuota subsidi rumah ditingkatkan menjadi 350.000 unit. Sehingga masyarakat yang sudah menandatangani MoU dengan pengembang masih tercover oleh program ini.
Terkait kemitraan, ia juga mengungkapkan, bahwa BP Tapera telah menjalin kerja sama dengan 39 bank penyalur, baik nasional maupun bank pembangunan daerah, serta 20 asosiasi pengembang yang memiliki jaringan anggota dan proyek perumahan di berbagai wilayah.
"Adapun untuk spesifikasi rumah subsidi, meliputi luas bangunan minimum 21 m², maksimum 36 m². Luas tanah minimum 60 m², maksimum 200 m²," katanya.