(Tangkap layar/IDN Times)
Meski begitu, Ayyu memastikan hal tersebut masih merupakan kajian awal dan perlu diidentifikasi lebih lanjut. Namun, secara ilmiah dia memastikan gumpalan awan hitam yang terbang itu bukan terjadi karena fenomena alam.
"Secara ilmiah, awan terbentuk dari proses kondensasi uap air di atmosfer dengan pola, ketinggian, dan karakteristik tertentu yang dapat diidentifikasi oleh citra satelit dan radar cuaca BMKG," katanya.
Adapun kondisi cuaca di wilayah Subang pada tanggal 27 Oktober 2025 secara umum pada pagi berawan, dan pada sore hari terpantau adanya awan hujan di sebagian wilayah Subang bagian selatan.
Kemudian, pada 28 Oktober 2025, cuaca Subang secara umum berawan tebal hingga hujan ringan sejak pagi hari hingga sore hari. Kondisi angin tanggal 27 Oktober 2025 berdasarkan alat pengamatan terdekat (AWS Sukamandi) angin bertiup dominan dari timur-selatan dengan kecepatan maksimum 26.1 km/jam.
"Sementara itu pada 28 Oktober 2025, angin di wilayah Subang didominasi arah timur hingga selatan dengan kec maksimum 13,3 km per jam," ucapnya.