Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250718_101054.jpg
Kegiatan pameran bisnis waralaba (franchise) di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Intinya sih...

  • Bergandeng tangan tingkatkan pendapatan - Sistem waralaba memungkinkan seseorang memiliki bisnis yang langsung berjalan, memperkuat perekonomian, dan mengurangi kerugian.

  • Jangan asal pilih waralaba - Pelaku usaha pemula harus hati-hati dalam memilih waralaba yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki, efisien, dan efektif.

  • Inovasi jadi pembeda - Inovasi tetap menjadi kunci untuk bisnis bertahan lama, baik dari segi produk maupun pelayanan.

Bandung, IDN Times - Pemutuhan Hubungan Kerja (PHK) sekarang makin banyak terjadi di industri. Bukan hanya terjadi kepada mereka yang baru bekerja, tapi banyak juga yang sudah berada di perusahaan tersebut.

Bagi mereka yang merasa sudah sulit mendapatkan pekerjaan ketika menjadi korban PHK, membangun bisa bisa jadi solusi. Salah satu yang lebih mudah dilakukan adalah dengan bisnis sistem waralaba (franchise). Dengan cara ini pelaku usaha baru tidak kesulitan dalam mengembangkan bisnis yang sesuai minatnya.

"Pengangguran di Jawa Barat ini akan terus terjadi dan peluang bekerja semakin sulit. PHK akan terjadi di mana-mana. Nah, sehingga solusinya apa? Solusinya adalah membangun jiwa-jiwa entrepreneur menjadi seorang pebisnis termasuk franchise. Ini adalah sebuah peluang bagi kita semua," kata Wakil Ketua Kadin Jabar, Zulkifli M. Adam ditemui di acara Info Franchise & Bussines Concept (IFBC) Bandung, Jumat (18/7/2025)

1. Bergandeng tangan tingkatkan pendapatan

Kegiatan pameran bisnis waralaba (franchise) di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Dia menyebut bahwa sebuah usaha tidak harus dimulai dari nol. Sistem waralaba ini memungkinkan seseorang untuk bisa memiliki bisnis dan langsung berjalan.

Menurutnya, waralaba pun bisa memperkuat sebuah perekonomian secara bersama-sama karena sistem yang sudah dibangun lebih stabil sehingga kerugian pun bisa diminimalisir.

"Dan Inilah yang selalu kami gaungkan, baik di asosiasi maupun komunitas kami sebagai asosiasi para pengusaha. Yuk, bergandeng tangan bersama-sama," kata Zulkifli.

Dengan mitra yang bekerja sama untuk pengembangan usaha, diharapkan bisnis pelaku usaha pemula bisa berjalan optimal.

2. Jangan asal pilih waralaba

Kegiatan pameran bisnis waralaba (franchise) di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar menuturkan, bisnis ini memang menggiurkan karena lebih mudah dijalankan oleh pelaku usaha pemula. Meski demikian, mereka tetap harus berhati-hati dalam memilih waralaba yang pas dengan ilmu yang dimiliki.

"Yang ingin saya himbau kepada para pelaku usaha Indonesia, jangan asal-asalan. Karena sistem ini di Indonesia sudah sangat lama, tapi justru kalah dari negara lain yang baru masuk seperti Korea, Taiwan, bahkan Malaysia," kata dia.

Anang menyebut, salah satu yang harus dipelajari pebisnis baru adalah efisiensi dan efektivitas. Kemudian standarisasi yang tepat sehingga mengarah pada dua hal itu.

Maka, tak pilih asa waralaba pun jadi penting melihat bagaimana dua hal tersebut bisa dilakukan pebisnis pemula sehingga usahany tidak rugi.

3. Inovasi jadi pembeda

Kegiatan pameran bisnis waralaba (franchise) di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Di sisi lain, Anang yang sudah bergelut dengan dunia ini puluhan tahun mengatakan bahwa inovasi tetap menjadi kunci untuk bisnis bertahan lama. Ketika tidak ada inovasi dalam sebuah usaha maka bisnis tersebut bisa runtuh seketika.

Cara ini juga yang bahkan dilakukan pelaku usaha besar di dalam negeri dengan meningkatkan sektor bisnis dengan inovasi dari segi produk maupun pelayanan.

"Baik usaha makanan itu bisa dikembangkan mulai dari kemasan, rasa, penampilan, atau lainnya. Masih banyak hal yang bisa ditampilkan. Tapi sekali lagi jangan asal-asalan," pungkasnya.

Editorial Team