ilustrasi blockchain (Pixabay.com/Tumisu)
Keenam guru besar yang baru ditetapkan itu menjelaskan orasi yang beraneka ragam, sesuai dengan bidang ilmu mereka masing-masing. Prof. Fergyanto, misalnya, mengulas metode simulasi dalam menjawab fenomena ataupun persoalan yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Ia berpendapat bahwa simulasi adalah bicycle–of-the-mind, untuk memahami fenomena kompleks dalam bidang ilmu alam dan ilmu sosial. Untuk dapat melakukan simulasi dengan benar, dibutuhkan pengetahuan mendalam tentang fenomena yang ingin dipelajari, baik di tingkat mikro maupun makro.
Kemudian, Kinerja Jembatan Bentang Panjang di Indonesia dari Pengaruh Angin Dinamik dan Tantangan Perencanaan ke Depan, menjadi topik orasi ilmiah Prof. Made Suangga. Menurut dia, jembatan bentang panjang memerlukan perhatian serius terhadap pengaruh beban angin dinamis.
Orasi kekinian pun disampaikan Prof. Meyliana. Ia mengangkat tema Leading Blockchain Technology in a New Era: the Implementation of Blockchain in Metaverse, yang memaparkan Blockchain sebagai infrastruktur dalam Metaverse memungkinkan transaksi bisnis dengan cryptocurrency terjadi dengan mudah dan aman.