Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kemacetan (seva.id)

Bandung, IDN Times - Proyek perbaikan jalan di kawasan Cicalengka dan Jalur Gentong, Garut-Tasikmalaya mengakibatkan kemacetan parah di jalur selatan Jabar. 

Antrean panjang kendaraan terlihat dari arah Bandung menuju Garut-Tasikmalaya dan sebaliknya.

Dirlantas Polda Jawa Barat Kombes Wibowo mengatakan, akan ada peningkatan arus kendaraan berhubungan dengan libur panjang akhir pekan ini. Yang harus diwaspadai pengendara adalah jalur selatan yang mengarah dari Bandung-Garut dan sekitarnya. Selain itu ada juga perbaikan jalan di kawasan Gentong, Tasikmalaya.

"Memang ini ada beberapa perbaikan (jalan) di wilayah tersebut. Sedang kita pantau dan siapkan rekayasa jalan," kata Wibowo ditemui di Sumedang, Minggu (16/6/2024).

1. Satu jalur di sana tidak bisa digunakan

IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, untuk kemacetan di Gentong diprediksi tidak akan terjadi dalam waktu lama karena perbaikan akses di kawasan tersebut sudah diantisipasi sehingga kendaraan bisa melintas sehingga tidak dilakukan rekayasa. Hanya saja, rekayasa kemungkinan dilakukan di daerah Cicalengka, Kabupaten Bandung.

"Jalur B ini memang sedang ada perbaikan sehingga hanya satu jalur yang bisa digunakan, sehingga kita pasti akan merekayasa jalan," papar Wibowo.

2. Kendaraan pribadi akan diarahkan ke Cicalengka baru

IDN Times/Debbie Sutrisno

Nantinya, kendaraan pribadi dari arah Tasikmalaya menuju Bandung akan diarahkan ke jalan Cicalengka lama. Sementara untuk bus atau kendaraan besar lain tetap memakai jalaur Cicalengka baru.

"Ini pun nanti sifatnya situasional kalau memang masih bisa (tidak ada kemacetan) ya bisa dipakai (Cicalengka baru)," paparnya.

3. Bus pariwisata dilarang pakai klakson telolet

Ilustrasi pengendara membunyikan klakson (freepik.com/Freepik)

Di sisi lain, Wibowo pun meminta masyarakat yang ingin menyewa bus memastikan perusahaan otobus tersebut memang terdaftar sesuai dengan penggunannya atau justru kadaluarsa. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) harus sesuai, termasuk dengan SIM pengemudi yang menjadi supir bus tersebut.

Jangan sampai ketika ingin melakukan kegiatan asal-asaan dalam memilih bus asal bisa jalan dan harganya murah. Karena bisa jadi pemberi sewa atau supir dan bus yang membawa mereka abal-abal dan ini justru membahayakan penumpang yang bepergian.

Dia pun meminta para PO bus atau supir bus menghilangkan klakson 'telolet' yang belakang ramai digunakan. Penggunaan klakson seperti ini bisa membahayakan bukan hanya penumpang, tapi juga masyarakat terlebih anak kecil yang kerap merekam video bus karena bisa menimbulkan kecelakaan di jalanan.

Menurutnya, aturan larangan pemakaian klakson ini sudah jelas, sehingga jika ada bus masih menggunakannya bisa diberikan sanksi.

"Untuk klakson seperti itu kita sudah periksa bus yang masuk ke sini tidak ada. Dan harapannya memang tidak ada ini sesuai dengan aturan yang melarangnya," kata dia.

Editorial Team