Inin Nastain IDN Times/ Petugas bandara Kertajati
Faktor lainnya yang membuat kunjungan wisatawan mancanegara masih kurang yaitu momentum pembukaan BIJB Kertajati yang cukup berdekatan dengan masa Pandemi COVID-19. Hal itu menjadi salah satu penghambat dari branding bandara ini.
"Bandara Kertajati pertama kali beroperasi pada (bulan) Mei 2018 namun momentum pembukaan ini harus terhalang perkembangannya oleh Pandemi COVID-19. Penutupan layanan internasional di Kertajati akibat pandemi dan belum pulihnya operasional penerbangan (juga) menjadi penghambat," kata Ilham.
Sedangkan pada saat Bandara Husein masih beroperasi, lanjut dia, bandara tersebut sudah memiliki branding yang cukup kuat sebagai gerbang patiwisata Jawa Barat dengan Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi.
"Sementara BIJB (Kertajati) belum membangun citra yang sama. BIJB Kertajati terletak sekitar 68 KM dari Bandung, kota utama di Jawa Barat, sementara Bandara Husein Sastranegara berada di dalam Kota Bandung," ucapnya.
Ditambah, keterbatasan transportasi umum untuk mengakses Bandara BIJB Kertajati, menurutnya juga membuat perjalanan lebih rumit bagi pengguna. Bahkan di saat tertentu karena harus bersinggungan dengan rekayasa lalu lintas.
"Jalur tol menuju BIJB kerap harus bersinggungan dengan rekayasa lalu lintas pada momentum-momentum libur panjang (Idul Fitri dan Natal), sehingga pada momentum-momentum yang seharusnya menjadi saat penumpang yang menggunakan Bandara Kertajati naik signifikan tidaklah terjadi," kata dia.