(IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo mengatakan, KA Agro Parahiyangan tetap beroperasi dengan nama baru yaitu KA Parahiyangan. Nama ini diubah untuk mengembalikan di tanah kelahirannya, Jawa Barat.
"Jadi esensinya saya datang ke sini, ingin menyampaikan kepada masyarakat Jawa Barat ya, bahwa Kereta Api Argo Paralayang itu tetap ada. Namun ini kami kembalikan ke kereta api Parahyangan," ujar Didiek.
Kereta Api Parahiyangan mulanya beroperasi sekitar 1990 sekian. Saat itu ada penggabungan dengan Argo Gede menjadi Argo Parahyangan. Ia menegaskan, saat ini dikembalikan ke wilayah Parahyangan dengan melayani beberapa stasiun lainnya.
"Nah, sekarang itu kita kembalikan ke aslinya, Parahyangan karena memang itu beroperasi di Bumi Parahyangan," ucapnya.
Didiek mengungkapkan, ada beberapa perbedaan KA Agro Parahyangan dengan KA Parahyangan saat ini. Jika dulu hanya melayani lima stasiun dari Bandung ke Gambir, saat ini turut bertambah ke beberapa stasiun lainnya di wilayah Jawa Barat.
"Yang dulu hanya berhenti di lima stasiun, sekarang berhenti di delapan stasiun. Beberapanya yaitu, Purwakarta, Karawang, dan Cikampek," katanya.
Didiek membeberkan alasan akhirnya mengganti nama dan menambah layanan KA Parahiyangan. Salah satunya, PT KAI ingin membantu membangkitkan perekonomian masyarakat khususnya di Jawa Barat.
"Tujuannya, kami ingin membangkitkan ekonomi daerah, sehingga kalau sekarang itu orang pengen cepat, naiknya Whoosh. Tetapi kalau untuk kereta-kereta yang lokal, mau rekreasi, tidak mengejar kecepatan waktu, itu pakai Parahyangan," tuturnya.
Selain itu, waktu tempuh juga akan menyesuaikan dan tidak akan bertambah menjadi lebih lama meski ada pemberhentian di tiga stasiun tersebut. Persoalan tarif juga nantinya akan disesuaikan.
"Jadi waktunya tetap sekitar tiga jam, dan kami akan mendengarkan suara masyarakat nih mengenai tarif pun nanti akan kita adaptasi ya. Kalau dulu menengah ke atas, untuk sekarang kami menengah ke bawah. Kami ingin mengangkut semua masyarakat," katanya.