Bandung, IDN Times – Konsep smart city yang saat ini menjadi tujuan pembangunan banyak kota, memang dinilai mendatangkan banyak keuntungan.
Smart city sejatinya diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengefisiensi operasi perkotaan, layanan perkotaan, serta daya saing dengan menjaga kebutuhan generasi mendatang di bidang ekonomi, sosial, lingkungan, dan tingkat budaya.
Teknologi, aplikasi, dan layanan yang berkaitan dengan smart city membawa banyak keuntungan untuk kota, aset, layanan, dan warganya seperti pendidikan, kesehatan dan administrasi.
Tak hanya itu, teknologi dalam smart city juga dipercaya dapat mengefisienkan energi, operasi, dan transparansi infrastruktur perkotaan, ketahanan jaringan jalan dan transportasi kota, efisiensi sistem distribusi air kota, pengelolaan air limbah kota, dan keamanan kota.
Berbicara terkait pentingnya penerapan smart city, Institut Teknologi Bandung (ITB) belum lama ini bekerja sama denga ICESCO (Islamic World Educational, Scientific and Cultural Organization) dalam menyelenggarakan pelatihan hybrid pada 19–22 Desember 2022 di Gedung Auditorium Sains dan Teknologi CC Timur ITB.
Pelatihan ini menampilkan beberapa topik yang melibatkan banyak pakar smart city dan pemangku kepentingan lainnya seperti Dr. Tutun Juhana (Dekan STEI ITB); Dr. Fouad El Ayni (Pakar Bidang Sains dan Teknologi ICESCO); I Gusti Bagus Baskara Nugraha (Peneliti SCCIC ITB); Prof. Suhono Harso Supangkat (Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB); Jaewon Peter Chun (Presiden di World Smart Cities Forum/WSCF); Manuel Rocamora (Penasihat Dewan Urban Regenerative dan Xzero Smart Cities); juga beberapa pembicara lainnya.
Kegiatan yang digelar selama tiga hari ini ditutup dengan kunjungan ke Bandung Command Center alias pusat komando Pemerintah Kota Bandung.