Berbelanja Sambil Mengurangi Limbah Elektronik di Azko Bandung

Bandung, IDN Times - Berbelanja membeli peralatan elektronik mungkin sudah biasa. Namun di Azko Bandung, masyarakat tak sekedar membeli, tapi juga bisa mengurangi limbah elektronik yang sudah terpakai di rumah.
Melalui program Bisa Baik (Bersama Atasi Sampah Barang Elektronik), Azko, toko peralatan rumah tangga ini mengajak masyarakat untuk menangani limbah elektronik yang sering terabaikan. Terlebih, berdasarkan laporan Global E-Waste Monitor 2024, Indonesia merupakan penghasil limbah elektronik terbesar keempat di Asia yakni mencapai 1,9 juta ton per tahunnya.
"Siapapun bisa membuang limbah elektroniknya di sini, walaupun barang itu tidak dibeli di sini (Azko). Jadi kita buka peluang semua pelanggan berpartisipasi," kata General Manager Marketing, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk, Yoelius Saputra, dalam peresmian Azko Kota Bandug, Jumat (21/2/2025).
Inisiatif ini merupakan langkah konkret Azko dalam mendukung prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dan sekaligus menunjukkan bahwa mereka tidak hanya peduli terhadap produk berkualitas, tetapi juga terhadap keberlanjutan lingkungan.
1. Ada 14 kriteria produk yang bisa diterima
Meski mempersilakan barang dari mana saja disimpan di tempat pembungan sampah elektronik ini, tapi ada kriteria yang bisa diterima. Yoelius menuturkan ada 14 produk bisa dibuang di Azko yaitu baterai, lampu LED, kipas anging, oven toaster, air cooler, setrika uap dan konvensional, kompor induksi, air purifier, vacum cleaner, high preasure cleaner, hair dryer, air fryer, dan kamera CCTV.
Sampah elektronik yang terkumpul itu akan dikelola dan juga didaur ulang untuk mencegah pencemaran lingkungan serta mengurangi jumlah limbah yang berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Inisiatif tersebut merupakan bagian dari ikhtiar perusahaan terhadap solusi berkelanjutan.
“Dengan program ini Azko mengajak masyarakat Kota Bandung untuk turut berkontribusi menjaga lingkungan dengan langkah sederhana. Setiap kontribusi, sekecil apapun, memiliki potensi untuk menciptakan perubahan besar,” kata Yoelius.