Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi beras putih (vecteezy.com/Krzysztof Bubel)
ilustrasi beras putih (vecteezy.com/Krzysztof Bubel)

Intinya sih...

  • Beras premium oplosan mengancam stabilitas harga di Jawa Barat

  • Disperindag Jabar akan melakukan pengawasan ketat dan berkoordinasi dengan Bulog

  • Ada 212 merek beras oplosan yang tidak sesuai standar, sedang dalam proses pemeriksaan Satgas Pangan Polri dan Kementerian Pertanian

Bandung, IDN Times - Terungkapnya beras premium oplosan atau tidak sesuai dengan standar kemasan, berpotensi menganggu stabilitas harga di wilayah Jawa Barat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat bakal melakukan pengawasan lebih ketat.

Kepala Disperindag Jabar, Nining Yuliastiani tidak menampik mengenai adanya potensi kenaikan harga beras ini. Bahkan, kondisi ini menurutnya bisa saja berdampak pada kelangkaan beras.

"Oleh karena itu, kami saat ini juga terus berupaya melakukan pengawasan, termasuk dalam kaitan ketersediaan stok ini," ujar Nining, Rabu (16/7/2025).

1. Berkoordinasi dengan Bulog jaga stok beras

Bulog memastikan kualitas beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap terjaga optimal melalui serangkaian langkah pengawasan ketat di gudang. (dok. Bulog)

Disperindag Jabar memastikan akan berkoordinasi lebih jauh dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), agar kabupaten dan kota tetap mendapatkan stok beras di tengah pengungkapan kasus yang kini masih berjalan oleh Satgas Pangan Polri dan Kementerian Pertanian.

"Itu yang kami anggap penting, harus juga dilakukan. Dalam posisi kita harus menjaga stabilisasi harga dan kualitas mutu, beras yang kita ambil juga harus sesuai dengan yang dicantumkan di label," katanya.

2. Polisi pastikan 13 merek beras premium ternyata dioplos

Merek beras Wilmar yang dijual di Pasar DargoSemarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Diketahui, sebanyak 13 merek dari empat produsen diduga merupakan beras oplosan yang dijual tidak sesuai standar dan regulasi dari pemerintah. Satgas Pangan Polri pun telah memanggil empat produsen beras untuk diperiksa terkait dugaan peredaran beras oplosan tersebut.

Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Helfi Assegaf membenarkan pemeriksaan terhadap sejumlah perusahaan pada pekan lalu.

"Betul, masih dalam proses pemeriksaan," ujar Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Helfi Assegaf.

3. Berawal dari temuan Kementan

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. IDN Times/ Riyanto.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengugkapkan, ada 212 merek beras oplosan atau tidak memiliki kualitas sesuai standar dan regulasi yang ditetapkan.

Adapun 212 merek beras yang telah diinvestigasi Kementan dan Satgas Pangan Polri itu terbukti tidak memenuhi standar mutu, baik dari sisi berat kemasan, komposisi, hingga labelnya.

"Semuanya ini yang 212 merek, kami sudah kirim langsung ke Pak Kapolri, kemudian Satgas Pangan dan Pak Jaksa Agung. Mudah-mudahan ini diproses cepat. Kami sudah terima laporan tanggal 10 (Juli) lalu, itu telah mulai pemeriksaan, kami berharap ini ditindak tegas," ujar Amran dalam sebuah pernyataan lewat video yang diterima IDN Times, Senin (14/7/2025).

Editorial Team