Ibu menyusui keracunan MBG di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (IDN Times/Azzis Zulkhair)
Dari semua kasus keracunan MBG di Jawa Barat, paling parah dan memakan banyak korban ada di Kabupaten Bandung Barat. Pemerintah setempat pun menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Peristiwa keracunan massal di Kabupaten Bandung Barat terhitung pada 22-25 September 2025 di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas. Bahkan, setelah kejadian ini beberapa korban masih berdatangan di Posko penanganan Kantor Kecamatan Cipongkor dan di RSUD Cililin, serta beberapa fasilitas kesehatan lainnya di Kabupaten Bandung Barat.
IDN Times pun memantau langsung di mana mobil ambulan terus berdatangan ke RSUD Cililin dan Posko Penanganan Keracunan MBG di Cipongkor. Mereka merupakan murid PAUD-SMK sederajat, guru, dan beberapa di antaranya adalah ibu menyusui.
Para korban yang datang ke posko langsung ditempatkan di kursi lipat penanganan korban bencana. Setelah itu petugas kesehatan gabungan melakukan pendataan secara manual dengan menulis biodata dan kelurahan di secarik kertas. Selang infus pun berjejer di atas tali jemuran yang membentang di tengah ruangan.
Korban yang datang pun memiliki gejala yang berbeda-beda, beberapa di antaranya terlihat mengalami kejang-kejang dan nyeri ulu hati. Meski begitu, sampai saat ini belum dipastikan secara jelas ada korban yang meninggal.
Seperti, Nita Andriyani (24 tahun) warga Kampung Cigombong, Desa Neglasari, Kecamatan Cipongkor mengaku merasakan mual, pusing, dan lemas setelah mengonsumsi menu dalam paket MBG ini. Nita bahkan memakannya bersama anaknya yang masih berusia tujuh tahun.
"Saya makan itu bareng sama anak saya sekitar jam delapan pagi. Saya mulai kerasa (sakit( jam 15.00 WIB, disusul anak saya diare pada malam harinya," ungkap Nita.
Ibu dari dua orang anak ini merupakan penerima manfaat program MBG yang menyasar ibu menyusui dengan anak bayinya yang masih berusia sepuluh bulan.
"Dalam paketnya itu ada nasi, ayam, tahu, sayurannya timun sama tomat, sambal, terus strawberi. Saya makan sedikit, sisanya dimakan sama anak saya yang tujuh tahun," katanya.
"Sudah tujuh kali dapet MBG. Baru sekarang merasakan pusing sama mual. Setelah ini saya mau setop aja. Gak akan lagi terima MBG."
Korban ibu menyusui lainnya, Siti Nuraeni (25 tahun), warga Kampung Cigombong, Desa Neglasari, Kecamatan Cipongkor, mengaku merasakan hal yang hampir sama dengan Nita. Saat itu dia makan dengan menu ayam, tahu, sambal, dan strawberi.
Siti sendiri memiliki anak yang masih balita dan dia memberikan asi langsung terhadap sang bayi. "Saya sudah delapan kali dapat MBG. Alhamdulillah-nya enggak apa-apa. Tapi kali ini sakit, sudah gak mau, kapok," ucap Siti.
Berdasarkan keterangan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat, sampai saat ini para korban sudah pulang dan dalam kondisi membaik, dan sudah tidak ada yang dilakukan perawatan serius.
"Total korban keseluruhan keracunan makanan di Cipongkor dan Cihampelas ada sebanyak 1.315, sedangkan angka kesembuhan 1.315," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N. Sukandar kepada IDN Times (2/10/2025).