Bandung, IDN Times - Sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring (online) memberikan kesulitan bagi banyak siswa termasuk orang tua. Ketersediaan alat komunikasi berupa handphone (HP) dan akses internet jadi hambatan yang membuat siswa di pedesaan sulit mengikuti KBM dengan sistem ini.
Kondisi ini menggugah belasan pemuda-pemudi Karang Taruna di di Kampung Cibiru Beet, Desa Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Relawan dari dari Karang Taruna Wanabakti RW 15 Kampung Cibiru Beet berinisiatif untuk mengajar secara tatap muka bagi 50 sampai 60 siswa dari berbagai tingkatan sekolah. Mulai dari pra taman kanak-anak (PAUD), taman kanan-kanan (TK), hingga sekolah dasar (SD) ikut belajar bersama setiap harinya.
Taufik Ivan Irwansyah Hidayatullah yang merupakan penggagas sekolah gratis ini menjelaskan, berdirinya sekolah ini berawal dari kegelisahannya melihat anak-anak yang seharusnya belajar justru bermain tak karuan. Mereka menghabiskan waktu sehari-hari dengan bermain bersama teman karena orangtuanya sibuk bekerja di ladang sebagai petani atau peternak.
"Pas selesai salat kadang saya lihat mereka hanya main saja sampai sore. Dari situ saya tekadkan diri mengajak mereka untuk datang ke masjid dan belajar," ujar Taufik ditemui di tempat mengajar, Selasa (28/07/2020).