Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Bandung, IDN Times - Uji coba pembayaran parkir menggunakan QRIS turut menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Ada yang menyambut positif, ada pula yang menilai hal ini kurang efisiensi lantaran sudah ada mesin parkir.

Menanggapi hal itu, pengamat kebijakan publik Universitas Padjajaran Yogi Suprayogi mengatakan, progam yang digagas oleh Dishub Kota Bandung ini merupakan langkah desperate atau putus asa karena sudah ada mesin parkir yang berbasis teknologi.

"Itu kan langkah-langkah yang desperate ya atau putus asa, sehingga Pemkot itu mengubah yang tadinya berbasis teknologi dari mesin parkir ke QRIS," ucap Yogi, Sabtu (12/10/2024).

1. Keputusan ini sangat kontradiktif

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Meski penggunaan mesin parkir sudah sangat inovatif dan berbasis teknologi, Yogi menilai kebijakan uji coba penggunaan QIRIS ini merupakan kebijakan yang cukup bertentangan jika nantinya diterapkan di semua area.

"Ini kan kontradiktif ya, tapi di satu sisi memang ada target tadi PAD parkir harus digenjot. Sayang ini kan penghamburan anggaran karena mesin parkir ini mau bagaimana, mitigasinya seperti apa," katanya.

"Jadi jangan gampang saja pakai QRIS, saya yakin dengan QRIS ini gak akan bener," jelasnya.

2. Bahaya disalahgunakan oknum

Editorial Team