Bandung, IDN Times - Bengkak di kaki atau sendi yang tiba-tiba panas sering membuat banyak orang Indonesia baru tersadar bahwa mereka mengalami gejala asam urat. Padahal, tanda-tanda awal sebenarnya sudah muncul jauh sebelum kondisi memburuk.
Pola ini membuat kasus asam urat kerap ditemukan pada stadium lebih parah. Selain karena minimnya awareness, kebiasaan meremehkan rasa tidak nyaman di persendian masih menjadi faktor yang membuat masyarakat terlambat memeriksakan diri.
Keluhan seperti kesemutan atau nyeri ringan sering dianggap masalah kecil, hingga akhirnya muncul pembengkakan yang mengganggu aktivitas harian.
Dalam wawancara dengan sejumlah praktisi kesehatan, faktor budaya dan pola makan tinggi purin turut berperan besar. Kebiasaan konsumsi makanan jeroan, daging merah, hingga hidangan pesta membuat risiko asam urat meningkat tanpa disadari.
Kondisi ini diperparah ketika gejala awal hanya dianggap “masuk angin” atau “kecapekan”.
Menurut dr. R. Andika, dokter spesialis penyakit dalam masalah utama bukan hanya pola makan, tetapi juga kecenderungan masyarakat menunda tindakan. “Gejala awal seperti kesemutan, rasa kaku di pagi hari, atau nyeri ringan sering dianggap sepele. Baru datang ke klinik setelah sendi bengkak dan sakit luar biasa,” ujarnya.
