Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sungai Cipager di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pascabanjir bandang
Sungai Cipager di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pascabanjir bandang

Intinya sih...

  • Ribuan rumah dan fasilitas umum terendam

  • Pengungsi kembali, logistik disalurkan

  • Sore mencekam di pusat Kabupaten Cirebon

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cirebon, IDN Times- Banjir bandang yang melanda Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Selasa (23/12/2025) sore, berdampak luas terhadap ribuan warga.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mencatat sebanyak 10.827 jiwa dari 4.107 kepala keluarga (KK) terdampak dalam peristiwa tersebut.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Hadi Eko, mengatakan banjir merendam 3.923 unit rumah yang tersebar di 24 desa pada sembilan kecamatan.

Meski sempat menggenangi permukiman, seluruh wilayah terdampak kini dipastikan sudah surut. Tidak ada laporan korban jiwa dalam kejadian tersebut.

1. Ribuan rumah dan fasilitas umum terendam

Hujan berintensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Selasa (23/12/2025) sore, menyebabkan banjir di sejumlah titik.

Menurut Hadi, selain rumah warga, banjir juga mengenai berbagai fasilitas umum. BPBD mencatat empat sekolah, 11 tempat ibadah, serta 179,98 hektare lahan sawah ikut terendam akibat luapan air sungai dan hujan berintensitas tinggi.

“Dampak banjir tidak hanya pada permukiman, tetapi juga sarana pendidikan, tempat ibadah, dan pertanian warga,” ujarnya, Rabu (24/12/2025).

Kondisi ini membuat aktivitas masyarakat sempat lumpuh, terutama di wilayah yang airnya bertahan cukup lama sebelum akhirnya surut.

Dari sembilan kecamatan terdampak, Kecamatan Plumbon menjadi wilayah dengan dampak paling besar. Di daerah tersebut tercatat 2.161 rumah terendam, bahkan sebagian mengalami kerusakan ringan hingga sedang.

Sementara itu, wilayah lain yang juga terdampak antara lain Kecamatan Sumber dengan 159 rumah, Kecamatan Tengahtani sebanyak 672 rumah, dan Kecamatan Talun mencapai 931 rumah.

Adapun kecamatan lainnya meliputi Mundu, Weru, Gunungjati, Kedawung, Dukupuntang, dan Plumbon.

Selain rumah, banjir juga merusak sejumlah tembok penahan tanah (TPT) di bantaran sungai, dengan tingkat kerusakan bervariasi dari ringan hingga berat, terutama di wilayah Sumber sampai Plumbon.

2. Pengungsi kembali, logistik disalurkan

Sejumlah infrastruktur di wilayah Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalami kerusakan akibat terjangan banjir bandang yang terjadi pada Selasa (23/12/2025).

BPBD Kabupaten Cirebon telah menyalurkan bantuan logistik kepada warga yang sempat mengungsi. Salah satunya terjadi di Desa Dawuan, Kecamatan Tengahtani, di mana 56 warga harus mengungsi ke GOR desa akibat rumah mereka terendam.

“Sekarang para pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing setelah kondisi memungkinkan,” kata Hadi.

BPBD bersama instansi terkait terus melakukan pendataan lanjutan terhadap kerusakan serta memantau potensi bencana susulan.

Warga di daerah rawan diminta tetap waspada, mengingat cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi di wilayah Kabupaten Cirebon dalam beberapa hari ke depan.

3. Sore mencekam di pusat Kabupaten Cirebon

Kondisi Sungai Cipager di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pascabanjir bandang

Diberitakan sebelumnya, hujan berintensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Selasa (23/12/2025) sore, menyebabkan banjir di sejumlah titik.

Dua wilayah terdampak utama adalah Kecamatan Sumber dan Talun, dengan banjir terparah terjadi di Sumber, mencapai ketinggian sekitar satu meter.

Pantauan kemarin menunjukkan, genangan masih menutup beberapa ruas jalan utama dan permukiman warga. Air berwarna kecokelatan mengalir deras, membawa lumpur serta sampah rumah tangga. Warga tampak sibuk menyelamatkan barang berharga dengan memindahkannya ke tempat yang lebih tinggi.

Di Kecamatan Sumber, banjir merendam permukiman padat penduduk dan area pertokoan. Banyak rumah terendam hingga setinggi dada orang dewasa, sehingga aktivitas masyarakat lumpuh total. Sekolah, kantor, dan pusat usaha terpaksa menghentikan kegiatan akibat akses jalan yang tidak bisa dilalui.

Dampak parah juga terjadi pada gudang sebuah supermarket di Sumber. Banjir menyapu sebagian barang dagangan hingga hanyut terbawa arus, dengan kardus berisi kebutuhan pokok berserakan atau mengapung di genangan air.

Di Kecamatan Talun, ketinggian air berkisar 30–70 sentimeter. Meski lebih rendah dibanding Sumber, banjir tetap mengganggu mobilitas warga. Banyak sepeda motor mogok saat menerobos genangan, sementara sebagian kendaraan memilih berputar arah.

Banjir menyebabkan kemacetan panjang di Jalan Sultan Agung hingga Jalan Fatahillah, dengan antrean kendaraan mencapai sekitar empat kilometer. Lalu lintas tersendat karena pengendara melambatkan laju atau berhenti akibat kendaraan mogok.

Warga yang terjebak kemacetan memilih berteduh di tepi jalan sembari menunggu air surut. Beberapa warga berinisiatif mengatur lalu lintas secara manual, meski kondisi genangan membuat penguraian arus kendaraan sulit.

Editorial Team