Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tubuh dehidrasi akibat cuaca panas (pexels.com/Kampus Production)

Bandung, IDN Times - Wilayah Jawa Barat saat ini tengah memasuki musim penghujan. Hampir setiap hari hujan mengguyur beberapa daerah di Jawa Barat (Jabar). Meski hujan, nyatanya cuaca panas masih terjadi yang membut masyarakat kegerahan.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung, Teguh Rahayu mengatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh banyaknya uap air di atmosfer yang terbawa monsoon Asia dan penguapan yang aktif terjadi pada musim hujan.

BMKG Bandung pada dasarian II Desember ini mencatat suhu tertinggi adalah 32,9 derajat celcius dan kelembapan tertinggi relatif mencapai 90 persen.

"Udara yang mengandung uap air, kemudian kondisi perawanan yang terbuka, dan sedikitnya kejadian hujan menjadi sebab mengapa cuaca terasa gerah atau 'ngelekeb' akhir-akhir ini," kata Teguh melalui siaran pers, Selasa (19/12/2023).

1. Curah hujan mulai menurun di Bandung Raya

ilustrasi hujan (unsplash.com/Osman Rana)

Teguh menuturkan, sebagian besar wilayah Bandung Raya sudah memasuki musim hujan pada akhir November 2023. Namun demikian, pada awal dasarian II Desember, wilayah Jawa Barat dan Sumatera bagian selatan mengalami penurunan tingkat curah hujan.

Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan gelombang ekuatorial atmosfer, sehingga pola pertumbuhan awan lebih banyak terjadi di Jawa bagian tengah menuju timur.

"Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan dasarian III Desember 2023," ujar Teguh.

2. Wisatawan diimbau tetap berhati-hati saat berlibur

Pantai Pasir Putih (mypangandaran.com)

Sementara itu, Kepala Basarnas Bandung, Hery Mirasantika, menyebut Tim Basarnas Bandung bakal disiagakan dalam rangka menyambut momentum Nataru. Siaga SAR berlangsung selama 21 hari sejak tanggal 18 Desember 2023 hingga 7 Januari 2024.

"Dalam rangka meningkatkan pengamanan dan kesiapsiagaan pada Natal 2023 dan tahun baru 2024, Basarnas Bandung melaksanakan Siaga SAR Khusus Natal dan Tahun Baru 2024," kata dia melalui keterangan yang diterima pada Senin (18/12/2023).

Hery menyebut sekitar 94 petugas SAR akan disiagakan di titik yang dinilai rawan terutama di simpul kepadatan lalu lintas dan keramaian wisatawan. Titik yang dinilai rawan itu seperti Pantai Pangandaran hingga Pantai Santolo di Garut.

"Tol Jakarta-Cikampek KM 57, Tol Cipali KM 102, Tol Cipali KM 166 dan KM 164, Kapal Negara (KN) SAR 206 Bandung di Pelabuhan Cirebon, Lingkar Gentong Tasikmalaya, Mobile Nagreg, Pantai Pangandaran, Pantai Santolo Garut dan Waduk Cirata," ucap dia.

3. Waspadai potensi bencana hidrometeorologi

unsplash.com

Hery memperkirakan akan banyak masyarakat yang berlibur terutama dalam momentum pergantian tahun. Maka dari itu, Tim SAR harus bersiaga sebab BMKG mencatat curah hujan dan gelombang tinggi berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.

"BMKG juga memperkirakan akan terdapat curah hujan dan gelombang tinggi di beberapa wilayah yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang di Jawa Barat," ujar dia.

Nantinya SAR akan melaksanakan patroli dan pemantauan di lokasi pariwisata, memperbaharui informasi cuaca, waspadai daerah rawan, pastikan kesiapan alur maupun peralatan pendukung.

Editorial Team