Baik dan Buruknya Sekolah di Jabar Masuk Pukul 06.30 WIB

- Anak-anak harus mulai dibiasakan dengan jam masuk lebih pagi
- Fasilitas transportasi harus dipertimbangkan, terutama bagi siswa di pelosok
- Jadwal MPLS diperpanjang menjadi 5 hari untuk mengenali bakat para murid baru
Bandung, IDN Times - Mulai Senin(14/7/2025), besok, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Jawa Barat akan dilakukan para siswa yang baru masuk ke jenjang baru. Namun, untuk tahun ajaran baru kali ini ada sedikit perbedaan yakni siswa harus mulai membiasakan diri untuk berangkat sekolah lebih pagi. Sebab, sesuai Surat Edaran Gubernur Jabar Nomor: 58/PK.03/DISDIK tentang Jam Efektif pada Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Barat akan diberlakukan pada pukul 06.30 WIB.
Jadwal masuk tersebut resmi dilakukan tahun ajaran 2025/2026, Senin (14 Juli 2025). Dalam surat edaran itu, diatur jam masuk sekolah dari tingkat PAUD, SD, SMP hingga SMA sederajat yang dimulai pukul 06.30 WIB. Selain jam masuk, pembelajaran juga dilakukan selama lima hari dalam sepekan yakni Senin hingga Jumat.
Terkait hal ini, masih ada perdebatan pada orang tua siswa. Ada yang sangat setuju, ada juga yang berharap aturan ini bisa diperlonggar. Nurina (40), salah satu orang tua siswa yang anaknya mulai masuk ke SMP mengatakan bahwa jam masuk lebih pagi tak jadi masalah karena rumahnya tidak jauh dari sekolah, sehingga hanya jalan sekitar 10 menit menggunakan kendaraan pribadi.
"Karena saya muslim, jadi bisa sekalian mendidik anak bangun lebih pagi untuk tertib salat subuh. Saya juga ingin membiasakan anak-anak salat Subuh tepat waktu, dan untuk orangtuanya juga sekalian jadi disiplin biar bangun lebih pagi. Tentunya kondisi ini tidak bisa disamakan dengan keluarga lain ya. Misalnya yang rumahnya jauh atau yang ada beberapa anak yang sekolah di sekolah berbeda. Ini hanya tanggapan pribadi saja," ujar Nurina kepada IDN Times, Minggu (13/7/2025).
1. Anak-anak harus mulai dibiasakan

Menurutnya, jam masuk lebih pagi ini sudah disampaikan pada kedua anaknya. Nurina menilai bahwa jam masuk siswa ini sebenarnya tergantung dari orang tua karena mereka yang harus mengantarkan sang anak ke sekolah.
"Memang awalnya akan repot karena belum terbiasa. Belum lagi bagi yang orangtuanya bekerja semua, pasti akan kelabakan. Tapi saya pribadi merasa ya harus bisa. Saya senang dengan konsep bangun lebih pagi," paparnya.
Meski demikian, dia menilai bahwa masuk pagi bukan berarti mereka harus langsung belajar di pagi hari karena ini dua hal yang berbeda. Untuk bangun pagi itu bagus pada kesehatan seseorang termasuk anak-anak. Namun, untuk mulai jam belajar baiknya dimulai dari pukul 08.00 WIB atau 09.00 WIB.
"Jeda antara jam masuk dan mulai belajar bisa diisi dengan aktivitas pembiasaan, membersihkan kelas, berolahraga ringan, baris berbaris, belajsr antre, membaca buku favorit, menyiram taman atau kebun, memilah sampah, dan sebagainya. Tentu ada pikiran nanti seragamnya kotor dan anaknya berkeringat, ini persoalan yg perlu solusi lanjut. Bisa dengan bawa baju ganti dan sekolah menyiapkan tempat untuk mandi," kata dia.
2. Fasilitas transportasi harus dipertimbangkan

Sementara itu, Arif, orang tua siswa lainnya menuturkan, bahwa sebagai orang tua tidak masalah ketika anak harus masuk pagi karena ini juga kebaikan untuknya. Walaupun orang tua pasti direpotkan khususnya mereka yang terbiasa menyiapkan makan untuk sang anak.
"Bagi kami di kota dengan akses transportasi bagus mungkin tidak ada masalah. Tapi harus diperhatikan siswa di pelosok mesti berangkat subuh, bagaimana keselamatannya," kata dia.
Di sisi lain, Arif pun masih bertanya-tanya mengenai konsep dasar dari sekolah bangun pagi ini. Jangan sampai Pemerintah Provinsi Jawa Barat sekedar memajukan jam masuk sekolah tanpa ada kejelasan mau diapakan siswanya.
"Mestinya, ada konsep jelas. masuknya masih pagi, namun jam belajar tetap atau ditambah, kemudian siang ada tidur siang. Jangan paginya di perhatikan, tapi siang dan diabaikan. Konsep pembelajaran harus jelas," kata dia.
3. Jadwal MPLS diperpanjang

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memperpanjang durasi Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah menjadi 5 hari sehingga sekolah dapat memanfaatkan momen tersebut untuk mengenali bakat para murid baru.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan pihaknya menambah lama waktu masa pengenalan sekolah dari yang sebelumnya hanya berlangsung tiga hari guna memastikan sekolah dapat mengenali dengan baik kompetensi para murid yang baru masuk begitupun sebaliknya.
“Jadi tidak hanya akademik ya, nanti ada misalnya penelusuran bakat olahraga, bakat seni pada masa ini sehingga kalau cuma tiga hari kan tidak cukup. Kita usahakan lima hari,” kata Mendikdasmen Mu'ti dikutip dari ANTARA.
ia menjelaskan pihaknya telah merancang rangkaian kegiatan selama 5 hari MPLS Ramah agar tidak hanya mengenalkan lingkungan sekolah kepada para murid, namun juga bakat dan kemampuan yang bisa diasah selama masa sekolah serta isu-isu sosial terkini. Mu'ti menyebutkan pada salah satu hari nantinya akan menjadi panggung unjuk bakat serta kemampuan para murid baru kepada pihak sekolah.