Koperasi Desa Merah Putih Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Sementara, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan, sampai dengan Bulan Juni 2025 telah terbentuk sebanyak 5.957 unit koperasi, tersebar di 27 kabupaten dan kota, dan tiga daerah dengan jumlah terbanyak yaitu, Kabupaten Garut 442 unit, Kabupaten Bogor 435 unit, Kabupaten Cirebon 424 unit.
Dari 5.957 koperasi yang sudah berdiri ini terpilih 10 koperasi percontohan, salah satu KDMP Cileunyi Wetan. Di sisi lain, hingga 31 Desember 2024, jumlah koperasi terdaftar di Jawa Barat mencapai 33.598 unit, dengan 16.890 unit berstatus aktif, sisanya tidak aktif.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Pemprov Jabar, Yuke Mauliani Septina mengatakan, koperasi-koperasi percontohan ini nantinya yang menjadi tolok ukur bagi koperasi lainnya dalam memenuhi syarat pembiayaan.
"Mayoritas KDMP di Jawa Barat adalah koperasi baru. Dari total 5.957 unit, ada sebanyak 5.932 adalah pembentukan baru, 23 pengembangan dari koperasi eksisting, dan dua merupakan koperasi yang direvitalisasi," kata Yuke dikutip Jumat (8/8/2025).
Kondisi ini, diungkapkan Yuke, membuktikan bahwa KMP bukan sekadar rebranding, namun benar-benar merupakan gerakan pembentukan koperasi dari nol, berdasarkan musyawarah desa, serta didorong oleh kebutuhan dan semangat masyarakat setempat," jelasnya.
Dalam program ini, Pemprov Jabar sudah berperan menyusun roadmap pengembangan KMP dalam lima fase strategis, pembentukan kelembagaan koperasi, penguatan kapasitas pengelola, pengembangan usaha koperasi, pembentukan ekosistem koperasi, dan kemandirian koperasi dimulai 2028.
"Pemprov Jabar menggandeng banyak pihak untuk memperkuat KDMP, mulai dari BNI, BRI, Mandiri, Pupuk Indonesia, Pos Indonesia, ID Food, Bulog, Pertamina, Kimia Farma, hingga RSUD dan Puskesmas," tuturnya.
Mengenai tantangan, Yuke mengatakan, ada beberapa yang sudah diidentifikasi dan ditangani dengan pendekatan terstruktur dan kolaboratif, seperti kesiapan kelembagaan dan administrasi, solusinya pendampingan, pelatihan, penyediaan dokumen legal.
Kemudian, tantangan permodalan dan akses pembiayaan, solusinya, fasilitasi kredit melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan program dana bergulir. Tantangan kapasitas SDM pengelola koperasi, Pemprov Jabar memberikan solusi pelatihan manajemen dan kewirausahaan, pembinaan berkelanjutan.
"Tantangan pemasaran dan akses pasar, solusi kami berikan, kemitraan dengan BUMN dan e-commerce lokal. Pemprov hadir bersama koperasi. Bukan sekadar mengawasi, tetapi mendampingi dan memperkuat dari dalam," ucapnya.
Disinggung mengenai, bagaimana skema kredit dari Himbara untuk Koperasi Merah Putih, Yuke menjelaskan, pemerintah melalui bank milik negara menyediakan pinjaman hingga Rp3 miliar per koperasi, bunga hanya 6 persen per tahun dan tenor enam tahun.
"Namun, pinjaman ini hanya diberikan kepada koperasi yang telah siap secara kelembagaan dan usaha," kata Yuke.