Bandung, IDN Times - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turut membuat analis kajian awal dari peristiwa gempa bumi yang terjadi di sebelah tenggara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dengan magnitudo M 4,7 pada kedalaman 10 kilometer.
Diketahui, menurut The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, pusat gempa bumi berada pada koordinat 6,451° LS – 107,246° BT, dengan magnitudo M4,9 pada kedalaman 35 kilometer.
Sementara, GeoForschungsZentrum (GFZ) di Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 6,68° LS – 107,02° BT, dengan magnitudo M4,9 pada kedalaman 10 kilometer.
Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM, M.Wafid mengatakan, lokasi pusat gempa bumi berada di darat, dengan morfologi wilayah terdekat didominasi oleh dataran, berombak, bergelombang, hingga pegunungan.
Selain itu, litologi penyusun wilayah ini terdiri atas batuan sedimen berumur Tersier, batuan gunungapi berumur Kuarter, serta endapan aluvium berumur Resen.
"Batuan yang telah mengalami pelapukan dan/atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi," kata Wafid dalam keterangan resminya.
Secara umum, kekerasan batuan permukaan dipengaruhi oleh umur dan jenis batuan. Wafid menjelaskan, batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan data tapak lokal (Vs30), wilayah terdekat dengan pusat gempa bumi diklasifikasikan ke dalam kelas tanah C (Tanah Sangat Padat dan Batuan Lunak), kelas tanah D (Tanah Sedang), dan kelas tanah E (Tanah Lunak).
"Keberadaan kelas tanah yang lebih lunak ini berarti bahwa potensi guncangan gempa bumi di area tersebut bisa terasa lebih intens. Analisis parameter sumber gempa bumi menunjukkan bahwa gempa ini diakibatkan oleh sesar naik pada zona Sesar Baribis," turut Wafid.