Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi investor (IDN Times/Mia Amalia)

Bandung, IDN Times - Gangguan dari organisasi masyarakat (ormas) menjadi persoalan serius dalam pertumbuhan bisnis di Indonesia. Persoalan ini pun marak terjadi di Jawa Barat yang menjadi salah satu wilayah dengan iklim usaha terbesar di dalam negeri.

Untuk itu Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar berhapar banyak pada Gubernur baru, Dedi Mulaydi, dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi dunia usaha melalui pemberantasan organisasi masyarakatyang mengganggu kegiatan bisnis.

Perlu diketahui, pada Jumat (21/2/20250), bertempat di Gedung DPRD Jabar, telah dilakukan penandatanganan komitmen bersama antara Gubernur Jabar, Ketua DPRD Jabar, Pangdam III Siliwangi, Pangdam Jaya, Kapolda Jabar, Kejati Jabar, dan Kapolda Metro Jaya mengenai sinergi pemberantasan aksi premanisme di Jabar.

Ketua Apindo Jabar, Ning Wahyu Astutik menyebut bahwa komitmen ini menjadi angin segar bagi pelaku usaha yang selama ini menghadapi gangguan dari ormas, baik yang terjadi di kawasan industri maupun industri di luar kawasan. Dia berharap komitmen dalam memberantas premanisme dan ormas yang menghambat dunia usaha akan berdampak positif bagi iklim investasi di Jabar. Terutama, jaminan keamanan dalam berusaha sehingga, dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Jabar.

"Keamanan dalam berusaha akan melindungi investasi di Jabar, yang artinya juga melindungi karyawan untuk tetap bekerja dan terhindar dari potensi pemutusan hubungan kerja (PHK). Serta melindungi masyarakat sekitar perusahaan yang memiliki usaha sebagai multiplier effect dari adanya investasi," paparnya, Jumat (28/2/2025).

1. Jangan ada lagi investor hengkang karena masalah ini

IDN Times/Istimewa

Saat ini, kata dia, Jabar memiliki 1,76 juta pengangguran atau sebesar 23,7 persen dari nasional dan menjadi yang tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa jangan sampai ada lagi pekerja yang menjadi korban PHK akibat hengkangnya investasi dari Jawa Barat. Sebaliknya, perlu upaya untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru dengan meningkatkan iklim investasi, yang salah satunya melalui jaminan keamanan berusaha.

Ning menilai, Jabar membutuhkan pemimpin yang berani dan tegas dalam menegakkan hukum serta menciptakan iklim usaha yang kondusif. Sejak awal menjabat, Dedi Mulyadi telah menunjukkan ketegasan yang dibutuhkan dunia usaha guna memastikan investasi di Jawa Barat dapat berjalan dengan baik tanpa gangguan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

Langkah cepatnya dalam menyusun rencana aksi pemberantasan premanisme membuktikan komitmennya dalam menciptakan Jabar yang lebih aman, tertib, dan ramah bagi investasi.

"Saya lihat, Kang Dedi adalah pemimpin yang turun langsung ke lapangan untuk memahami kondisi nyata dunia usaha. Kang Dedi tidak hanya mendengar laporan, tetapi juga menyaksikan sendiri tantangan yang dihadapi para pelaku usaha, dari industri besar hingga UMKM. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil benarbenar selaras dengan kebutuhan dan realitas yang dihadapi dunia usaha," katany.

Apindo berharap Jawa Barat di bawah kepemimpinan Kang Dedi, kolaborasi dan komunikasi antara pemerintah dan dunia usaha semakin erat. Dengan sinergi yang kuat, pemerintah dan pelaku usaha dapat bersama-sama menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta membangun Jabar.

2. Janji akan lindungi pengusaha

Editorial Team

Tonton lebih seru di