Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Anaknya Diusir dari Asrama, Ortu Siswi SLBN A Pajajaran: Tak Manusiawi

IMG-20250723-WA0007.jpg
(Istimewa)
Intinya sih...
  • Orang tua siswi SLBN A Pajajaran marah karena anaknya diusir dari asrama tanpa alasan jelas oleh petugas Dinsos Jawa Barat.
  • Pengusiran ini dilakukan secara paksa dan tanpa pemberitahuan sebelumnya, membuat orang tua dan siswi merasa kecewa dan kebingungan.
  • Pembimbing asrama putri juga mengalami hal serupa, barang-barang siswi dikeluarkan secara paksa tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Bandung, IDN Times - Lagi-lagi orangtua murid Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran terpaksa menghadapi situasi sulit. Setelah kegiatan belajar dipindahkan sementara ke SLB Cicendo, mereka terancam kehilangan asrama siswi akibat diusir oleh petugas Dinsos Jawa Barat.

Sebanyak dua siswi asrama SLBN A Pajajaran yang tinggal di kawasan Pusat Layanan Sosial Griya Harapan Difabel (PPSGHD) Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Jalan Jendral Amir Machmud, Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, ini dipaksa harus meninggalkan asrama tanpa ada alasan yang jelas pada Selasa (22/7/2025).

Asep Sudrajat (52 tahun), salah satu orangtua siswi dari kelas 6 SLBN A Pajajaran mengatakan, pengusiran ini dilakukan saat anaknya tengah bersekolah menuntut ilmu, namun tiba-tiba harus dikagetkan dengan kamar asrama yang harus dikosongkan.

"Kalau dinas sosial sangat tidak manusiawi lah menurut saya. Soalnya kan anaknya lagi sekolah ya. Terus pulang ke asrama kok barang-barangnya dikeluarin gitu," ujar Asep, Rabu (23/7/2025).

Pemberitahuan kepada para orang tua pun dilakukan hanya melalui sekolah. Asep pun saat itu langsung datang ke lokasi dan mengambil beberapa barang yang sudah dikeluarkan PPSGHD, Dinsos Provinsi Jawa Barat.

"Enggak ada pemberitahuan sebelumnya. saya sore ada pemberitahuan dari sekolah anak harus diambil. Diambil katanya. hari ini atau besok? Sekarang juga harus diambil," ucapnya.

1. Merasa kesal karena tidak ada alasan jelas

IMG-20250723-WA0008.jpg
(Istimewa)

Asep pun tidak mengetahui alasan dari pengusiran itu seperti apa. Sebab, ia tidak mendapat kejelasan lengkap mengapa barang-barang anaknya harus dikeluarkan dari asrama. Kondisi ini juga membuat Asep bertanya-tanya, apakah betul petugas resmi yang mengeluarkan semua barang-barang tersebut atau seperti apa.

"Barangnya ada pas saya jemput ke sekolah. Sudah semua barang-barangnya yang di asrama itu sudah ada di luar asrama. Makanya saya itu tanya itu, ini yang ngambil siapa sebenarnya?," kata Asep.

"Yang mengeluarkan barang dari asrama itu siapa dari pihak mana? Tanpa ada pemberitahuan. Anaknya sedang berpendidikan di sana kan di asrama itu kan positif ya," ujarnya.

2. Bingung mau menjaga anak seperti apa

Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran, Kota Bandung. (IDN Times/Azzis Zulkhairil).
Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran, Kota Bandung. (IDN Times/Azzis Zulkhairil).

Memilih anak ditempatkan di asrama, kata Asep, ekosistem belajar dan pergaulannya sudah sangat terjaga. Apalagi, anaknya sudah tiga tahun tinggal di asrama tersebut. Namun, dengan kondisi ini ia merasa kecewa dengan sikap pemerintah.

"Makanya anak saya ke asrama itu ada pengajiannya, makannya diatur, anaknya kan disabilitas lah gitu. Ada kekurangan gitu kan. Pada ada ini kecewa saya. Kecewa," ujarnya.

Asep pun merasa bingung harus menggunakan cara apa untuk menjaga anaknya selepas tidak tinggal di asrama. Menurutnya, hanya di asrama inilah dirinya merasa anaknya lebih terjaga dari pergaulan termasuk untuk kejiwaannya.

"Sekarang bingung mau cari nafkah juga. Bingung kan anaknya disabilitas, takutnya kan, mana anak perempuan lagi," ujar Asep.

3. Informasi pengusiran didapatkan saat jam belajar

Gedung Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran, Kota Bandung (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Gedung Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran, Kota Bandung (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Sebelumnya, Pembimbing Asrama Putri, Anggita Pratiwi mengatakan, sebelum pengusiran dirinya saat itu tengah berada di sekolah, tiba-tiba ada telepon masuk dari Pusat Layanan Sosial Griya Harapan Difabel (PPSGHD) Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.

"Karena memang kami kan tinggal di sana. Mereka sampaikan bahwa memang asrama itu harus dikosongkan dan terakhir itu besok, ya hari ini. Tapi ternyata setelah saya konfirmasi ulang, itu sudah dikosongkan asrama itu," ujar Anggita, Rabu (23/7/2025).

Rupanya, petugas sudah terlebih dahulu memindahkan barang-barang dari asrama putri itu, sesaat setelahnya barulah menyampaikan bahwa ruangan tersebut akan digunakan, dan saat itu posisinya kunci gembok kamar pembimbing juga sudah dibongkar secara paksa.

"Barang-barang anak-anak sudah dikeluarkan dan kunci gembok yang ada di kamar pembimbing itu dibongkar dibobol secara paksa gitu. Terus mereka juga langsung masukin barang-barang milik dari klien atau alumni PPSGHD itu sendiri," ujarnya.

Tindakan dari PPSGHD, Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat ini membuat para siswi disabilitas kaget karena barang-barang dikeluarkan secara paksa tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.

"Itu pas sudah sampai ke sana ya memang keadaan anak-anak itu syok, kaget gitulah. Mereka juga mengatakan bahwa kayak, 'Bu, kirain teh pulang cepat mau jalan-jalan tapi kok ternyata malah diusir, malah dibongkar, malah kayak gini,' Seperti itu," kata Anggita.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us