Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251014-WA0077.jpg
(Istimewa)

Intinya sih...

  • Ratusan murid SMP Negeri 1 Cisarua, Bandung Barat keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG)

  • Anak anggota DPRD Pipit Puspita Ahdiani juga jadi korban keracunan usai mengonsumsi paket MBG di sekolah

  • Kasus keracunan diduga disebabkan oleh menu daging ayam bumbu kecap yang sudah basi, menyebabkan gejala mual, pusing, dan muntah-muntah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 1 Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung Barat membuat ratusan orang murid menjadi korban. Salah satunya ada anak dari anggota DPRD Pipit Puspita Ahdiani.

Pipit Puspita Ahdiani merupakan anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat dari Partai Golkar. Anaknya yang duduk di kelas delapan mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi paket MBG di SMP Negeri 1 Cisarua pada Selasa (14/10/2025) pagi. Atas kejadian itu, anaknya sempat di bawa ke RSUD Lembang.

"Kebetulan anak saya juga kelas delapan di SMP ini, Alhamdulillah tadi siang dari sini nggak terjadi apa-apa ya, masih sehat, datang ke rumah masih biasa," kata Pipit kepada awak media di SMPN 1 Cisarua.

1. Gejala awal mual-mual dan pusing

(Istimewa)

Pipit menyampaikan, saat pulang sekolah kondisi anaknya masih tampak sehat, namun gejala keracunan seperti badan lemas dan pusing, baru dirasakannya di sore hari. Dengan kondisi itu, sang anak langsung dibawa kembali ke sekolah yang jadi posko darurat untuk mendapatkan perawatan.

"Kebetulan jam empat (sore) merasa lemas, pusing. Sehingga balik lagi ke SMP dan dibawa dirujuk ke RSUD Lembang," tuturnya.

Pipit mengatakan, anaknya memang baru pertama kali menyantap MBG yang diberikan di sekola.

"Kebetulan biasanya gak pernah makan dan hari tadi itu dia malah makan ayamnya (ayam bumbu kecap) saja gitu, nasinya yang lain-lain gak dimakan," ujarnya.

2. Dari awal ompreng masuk sekolah, makanan diduga sudah basi

ILustrasi Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) (IDN Times/Rangga Erfizal)

Berdasarkan keterangan dari sang anak, Pipit mengatakan, sekolah terlambat memberi informasi kepada siswa untuk tidak memakan MBG, dan saat itu sebagian siswa ada yang sudah terlanjur menyantap dan bahkan menghabiskannya.

"Katanya sudah pada habis tuh, baru ada imbauan dari sekolah kalau itu gK boleh dimakan. Jadi sebetulnya sebagian ada yang belum dibagikan, sebagian ada yang sudah habis. Mungkin gak semua juga yang terdampak gitu," katanya.

3. Daging ayam bau bangkai

ILustrasi Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) (IDN Times/Rangga Erfizal)

Diketahu, kasus keracunan MBG ini diduga kuat disebabkan oleh menu daging ayam bumbu kecap yang sudah basi. Hal ini juga dibenarkan langsung oleh para korban, di mana mereka mencium aroma tidak sedap dari daging tersebut.

Hal tersebut dibenarkan oleh korban korban, Desi Oktaviani (15 tahun). Dia mengatakan, lauk ayam kecap ini sudah dalam kondisi tidak layak. Adapun mereka menerima program Presiden Prabowo ini dengan menu nasi, daging ayam kecap, tahun, sayur, dan buah melon.

"Dari ayam kaya ada bau bangkai sama hanyir (amis) gitu," kata Desi kepada awak media di SMPN 1 Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Tak lama setelah ia menghabiskan MBG, Desi mengaku langsung merasakan gejala keracunan. Dia bahkan muntah-muntah hingga badannya lemas.

"Kerasanya mual, pusing, terus pengap (sesak napas)," kata dia.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Cisarua Agus Solihin menjelaskan, sekolahnya mendapatkan jatah MBG sekitar 1.300 paket. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.255 paket MBG telah dibagikan dan dikonsumsi oleh siswa.

Paket MBG tiba di SMP Negeri 1 Cisarua, Bandung Barat pada pukul 09.00 WIB. Paket tersebut kemudian dibagikan pada pukul 09.30 WIB. Gejala keracunan baru muncul sekitar pukul 11.00 WIB, setelah satu per satu siswa mulai mengeluhkan sejumlah gejala keracunan seperti mual, pusing, dan muntah-muntah.

"Muncul jam 11 siang ada yang pusing, mual, dipisahkan mana yang pusing mana yang mual. Ada yang muntah-muntah juga," ungkapnya.

Editorial Team