Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Anak-anak Tenjolaut Tak Lagi Bertaruh Nyawa untuk Sekolah

Pembangunan jembatan oleh Pemprov Jaba di Kabupaten Sukabumi. IDN Times/Istimewa

Sukabumi, IDN Times - Warga Desa Tenjolaut, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kini bisa menikmati akses jembatan gantung yang terbentang kokoh di atas Sungai Cikidang. Anak-anak bahkan dengan mudah bisa melintasi sungai untuk bersekolah tanpa harus berbasah-basahan lagi.

Pembangunan jembatan sepanjang 50 meter ini dilakukan tim dari Jabar Quick Response(JQR). Koordinator Kanal Jembatan JQR, Mulla Panggabean menjelaskan, kebutuhan jembatan gantung adalah salah satu kanal aduan di JQR. Masyarakat bisa melaporkan ke laman jabarq.id atau media sosial JQR jika memiliki persoalan terkait kebutuhan akses jembatan untuk mobilisasi keseharian warga.

“Banyak warga melaporkan soal kebutuhan jembatan gantung di daerahnya karena terputusnya akses ekonomi, pendidikan dan pelayanan lainnya. Maka daripada itu kemudian jadi isu kemanusiaan yang wajib direspon oleh JQR,” jelas Mulla melalui siaran pers yang diterima IDN Times, Jumat (1/10/2021).

1. Sebelum ada jembatan warga harus melawan derasnya aliran sungai untuk beraktivitas

IDN Times/Istimewa

Ketika jembatan ini belum terbangun, warga Desa Tenjolaut harus turun melawan derasnya aliran air sungai untuk mendapatkan akses pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lainnya. Warga nekat dan bertaruh nyawa ketika menyeberangi Sungai Cikidang dengan lebar sekitar 50 meter itu.

"Bahkan jika aliran sungai sedang deras, akses satu-satunya Desa Tenjolaut untuk keluar masuk ke wilayah lainnya itu tak bisa dilewati," kata Mulla.

Dia menyebut, pembangunan jembatan bukan hanya membangun infrastruktur namun juga etos yang selama ini ada di desa yakni gotong royong.

“Jauh hari sebelum pembangunan kami melakukan assesment dan sosialisasi sampai membentuk kelompok kerja sehingga ujungnya bukan hanya membangun infrastruktur tapi juga menghubungkan manusia dengan manusia,” paparnya.

2. Masyarakat sekitar ikut gotong-royong membangun jembatan ini

IDN Times/Istimewa

Partisipasi warga dipadukan dengan tim teknis pengerjaan dapat memotong waktu pembangunan. Disamping itu, warga juga akan timbul rasa memiliki, sehingga kedepan turut merawat jembatan yang dibangun.

“Pengerjaan melalui jasa kontraktor akan lebih lama, kunci kecepatan adalah partisipasi masyarakat dengan tim teknis pengerjaan, disini seminggu selesai”ucapnya.

Selain gotong royong dengan warga, JQR juga berkolaborasi dengan pihak swasta Bank Jabar Banten (BJB) dan Vertical Rescue Indonesia (VRI). Menurut Mulla, JQR sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan siapa pun dan mengajak untuk bersama menuntaskan permasalahan kemanusiaan di Jawa Barat.

"Untuk percepatan menyelesaikan permasalahan kemanusiaan kami harus mengedepankan cara-cara kolaborasi, selama itu urusan kemanusiaan mari kita bersama selesaikan,”ujar Mulla.

3. Jembatan ini bisa dinikmati 1.600 warga Desa Tenjolaut

IDN Times/Istimewa

Kepala Desa Tenjolaut Soleh, mewakili warga, mengungkapkan rasa terima kasihya kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Jembatan gantung tersebut sangat penting bagi kehidupan warga Desa Tenjolaut.

“Dengan jembatan ini, 1.600 penduduk Desa Tenjolaut bisa menyeberang Sungai Cikidang dengan tenang, ini yang kami inginkan selama ini,”katanya.

Soleh mengatakan, telah lama memimpikan jembatan yang melintasi Sungai Cikidang. Pasalnya, akses utama keluar masuk desa yang berada di ujung Sukabumi Selatan itu terpotong lintasan aliran sungai.

“Jika hujan deras dan sungai meluap, penduduk desa tidak bisa lewat, kini akhirnya kami bisa bahkan dengan kendaraan roda dua,” kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us