ilustrasi pinjaman online ilegal (IDN Times/Aditya Pratama)
Ratusan mahasiswa ITB menggelar aksi di Gedung Rektorat ITB, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, terkait dengan pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) memakai skema pinjaman online (pinjol) yang menjadi polemik. Dari pantauan IDN Times, para mahasiswa tersebut datang dengan menggunakan almamater khas berwarna hijau.
Mereka datang dengan membawa sejumlah spanduk dan poster berisi tuntutan seperti 'Danacita Hapus Cita-cita', 'Pendidikan Harus Membebaskan Bukan Menjajah Finansial', hingga 'Institut tapi Pinjol'. Terlihat juga beberapa perwakilan dari mahasiswa sempat berbincang dengan pihak rektorat di luar gedung.
Datang sejak pukul 13.00 WIB, mahasiswa duduk di depan rektorat. Mereka secara bergantian menyampaikan orasi. Wakil Menko Sospol KM ITB, Mikail Dhafin, mengatakan bahwa aksi yang digelar oleh mahasiswa merupakan bukti ITB sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.
"Mahasiswa disuruh pinjol, setuju gak?" tanya Mikail.
"Enggak," kata mahasiswa lainnya
Mikail menambahkan mahasiswa datang untuk menemui pihak rektorat. Dia menyayangkan pendidikan yang mestinya dapat membebaskan akal sehat malah menjajah finansial mahasiswa dengan menganjurkan mahasiswa menggunakan pinjol untuk membayar UKT.
"Ini adalah kampus di mana setiap pertanyaan harus ada jawabnya, maka rektorat harus menjawab pertanyaan kita," ucap dia
Dari rilis yang diterima, terdapat empat poin tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa dalam aksi itu. Berikut ini tuntutannya:
1. Memaksimalkan sumber (beasiswa) dan skema (keringanan dan cicilan UKT) penyelenggaraan dana lainnya yang tidak memberatkan mahasiswa;
2. Menyelenggarakan kebijakan yang transparan dan berkeadilan;
3. Menghapus opsi penyelenggaraan dana berupa pinjaman online berbunga;
4. Menjamin seluruh mahasiswa ITB untuk dapat mengisi FRS dan mendownload KSM.