Bandung, IDN Times - Persatuan Islam (Persis) Jawa Barat, meminta pihak kepolisian Polrestabes Bandung mengusut tuntas kasus pelecehan atau fitnah Masjid Pesantren Persis 1-2 Pajagalan yang dijadikan konten negatif oleh akun Tiktok @kenwilboy.
Ketua Persis Jabar, Iman Setiawan Latief mengatakan, kejadian tersebut sesungguhnya sangat membuat kegaduhan di masyarakat. Video fitnah itu tersebar luas di media sosial dan membuat anggapan miring pada masyarakat.
Ia menuturkan, apa yang sudah dilakukan oleh pemilik akun @kenwilboy sangat tidak benar adanya. Persis Jabar sama sekali tidak pernah menyiarkan lagu sesuai yang dijadikan konten oleh pelaku.
"Mengecam tindakan yang mengandung fitnah dan pembodohan publik demi konten yang tidak mendidik tersebut. Hal ini bisa menimbulkan keresahan di masyarakat serta mengganggu keharmonisan hidup antar umat beragama," ujar Iman, saat dihubungi, Senin (5/10/2020).
Ia menambahkan, dengan kondisi pelaku yang saat ini sudah diamankan oleh pihak kepolisian. Persis Jabar meminta polisi bisa tegas dan mengusut motif dan perbuatan pelaku dalam membuat konten negatif ini.
"Kami menuntut permohonan maaf dari pelaku. Serta mendukung upaya pihak kepolisian untuk mengusut tuntas perkara ini. Insya Allah pihak LBH Persis akan mengawal dan menuntaskan kasus ini," katanya.
Untuk diketahui, pemilik akun @kenwilboy akhirnya diamankan oleh jemaah Persis di Masjid Pajagalan, masa juga sempat meminta klarifikasi atas pernyataannya dalam konten Tiktok dengan memberikan latar belakang musik yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
Tim Advokat LBH PP Persis, Zamzam Raziqin mengatakan, sejumlah massa semakin bertambah di masjid tersebut sehingga akhirnya pelaku dibawa pihak kepolisian ke Polsek Astanaanyar dan dilimpahkan ke Polrestabes Bandung.
Ia menuturkan, pemilik akun ini berhasil diamankan saat yang bersangkutan hendak membuat konten video ketiga di kawasan masjid. Setelah itu, petugas yang berada di masjid langsung meminta pemilik akun ke ruang guru untuk verifikasi.
"Masjid Pajagalan yang dituduh menyiarkan musik tidak senonoh. Pelaku bukan datang atas kesadaran sendiri untuk meminta maaf tapi pelaku akan membuat konten video ketiga," ujar Zamzam.