Antusiasme para Mitra Grab dalam kegiatan berbagi takjil gratis yang diadakan di Semarang. (dok. Grab)
Dia juga menjelaskan bahwa secara hitung-hitungan kasar, penghasilan bersih mitra semakin kecil.
“Pendapatan Driver sudah sangat menurut sejak Covid. Sejak Covid kerasanya sampai sekarang belum normal. Apalagi sekarang kan ada dua pemain baru di ojek online ini yang dianggap tarifnya lebih murah dari duo ijo ini. Bukan hanya mitra driver, aplikator pun sepertinya kelimpungan dengan persaingan ini ya, dengan adanya program Grab Bike Hemat ini pasti terasa memberatkan bagi Driver,” jelasnya.
Sebelumnya di Jakarta, Ketua Presidium KON Andi Kristiyanto dalam keterangannya menjelaskan bahwa layanan Grab Hemat ini muncul dengan skema berbayar dengan nominal variatif antara lain yakni 1-2 trip dengan potongan Rp3.000, lalu 3-4 trip potongan Rp8.500, berikutnya 5-6 trip potongan Rp13.600, lalu 7-9 trip potongan Rp18.000 dan 10 trip ke atas potongan hingga mencapai Rp. 20.000.
"Ini dibayarkan menurut akumulasi jumlah order yang didapat para driver perhari di luar potongan 15% plus 5% yang sudah ditetapkan Kemenhub dalam KP1001 tahun 2022 sebesar 15% untuk biaya tidak langsung berupa biaya sewa penggunaan aplikasi dan 5% sebagai biaya penunjang dukungan kesejahteraan bagi Mitra driver,” katanya dalam keterangan resmi.
KON juga menilai ramainya aksi unjuk rasa menolak program Layanan Grab Hemat yang dilakukan para mitra ojol di berbagai daerah di Indonesia khususnya mitra pengemudi Grab itu merupakan salah satu dari bentuk dari perlawanan nyata terhadap eksploitasi dan penjajahan modern yang dilakukan aplikator asing yang berinvestasi di negeri ini sejak 14 Mei 2014.