Rencana nonton film "Senyum Sabyan" produksi Biora ini ternyata menuai pro dan kontra. Penggiringan siswa sekolah dasar (SD) untuk menyaksikan film tersebut mendapat perhatian dari Forum Orang Tua Siswa (Fortuis).
Koordinator Fortusis, Dwi Subawanto mengatakan, mobilisasi siswa sekolah untuk menonton film "Senyum Sabyan" menjadi pertanyaan, terutama mengenai biaya tiket sebesar Rp20 ribu per siswa.
“Ini apa alasannya diajak nonton film itu? Apalagi harus bayar. Kalau memang dinilai baik, dan ada dorongan dari wali kota, harusnya dibiayai APBD dong,” jelas Dwi saat di hubungi lewat aplikasi perpesanan WhatsApp, Rabu (29/1)
Dwi menyampaikan, menggiring siswa sekolah seperti hal ini harus memiliki alasan yang kuat dan tidak asal. Terlebih lagi, kegiatan ini adalah menonton film dan dilakukan di luar lingkungan sekolah pada saat jam belajar. Ia sendiri mengaku belum mengetahui film tersebut dan apa pesan yang ingin disampaikan “Senyum Sabyan” kepada siswa SD.
“Walah, saya belum tahu film apa ini. Tapi kalau betul ada program pemkot, harusnya tidak memungut biaya pada siswa. Apalagi program pemkot, harusnya siswa dibayarin,” ujarnya.
Dwi menilai, upaya memungut biaya kepada siswa untuk hal yang belum jelas alasannya tidak diperbolehkan dan melanggar aturan. Meskipun hal tersebut di lakukan untuk tujuan yang baik, namun memungut biaya kepada siswa ada ketentuannya.
“Pemda ini suka ngawur. Kalau begini tidak bisa sembaramgan tarik uang, ada aturannya itu,” jelas Dwi.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD kota Bandung, Ahmad Nugraha menegaskan, sekolah tidak boleh melakukan pungutan dalam bentuk apa pun kepada siswa atau orang tua siswa. Mantan Ketua Komisi D DPRD kota Bandung ini berulangkali menegaskan, tidak boleh ada lagi pungutan di sekolah.
“Tidak boleh ada pungutan dalam bentuk apa pun..Titik !” tegas Ahmad dalam pesan singkat nya.