Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Sebanyak 72 masinis muda dari yang berasal dari PT KAI mengikuti pelatihan untuk menjadi masinis kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Pelatihan ini dibagi dua di mana 40 orang tengah melaksanakannya di Depo Tegalluar, Kabupaten Bandung, dan 32 orang ada di Madiun.

Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti mengatakan, pelatihan ini dilakukan sebagai bentuk pemberian pelatihan dari para profesional yang selama ini menjadi masinis KCJB. Dengan pelatihan ini diharap dalam satu atau dua tahun ke depan masinis yang mengemudkan kereta cepat berasal dari sumber daya manusia (SDM) lokal.

"Jadi transfer knowledge ini penting sebagai bagian dari peningkatan kemampuan dan kualitas perkeretaapian di Indonesia," kata Emir ditemui di Stasiun Tegalluar, Rabu (17/1/2025).

1. Mereka yang ikut pelatihan harus sudah menjadi masinis selama 3.000 jam

IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, calon masinis KCJB yang sekarang dilatih bukan masinis sembarangan. Sebab, mereka harus sudah bekerja membawa kereta selama 3.000 jam kerja atau minimal 100 ribu kilometer (km).

Artinya, semua yang dilatih adalah SDM yang berpengalaman di bidangnya. Melalui pelatihan ini diharap mereka bisa mengerti konsep dalam mengoperasikan kereta api termasuk dalam sistem persinyalan, pengereman, hingga peningkatan kecepatan.

"Karena teknologinya berbeda jadi akan ada pelatihan baik secaara teori maupun teknis untuk mengenali sistem yang ada di KCJB. Masinis diajarkan menghadapi kondisi darurat seperti cuaca atau benda asing dan cara penangannya," ungkap Emir.

2. Harus ada sertifikasi untuk bisa menjadi masinis utuh kereta cepat

IDN Times/Debbie Sutrisno

Setelah masa pelatihan selesai, mereka tidak bisa langsung menjadi masinis. Siswa ini akan terlebih dahulu magang untuk melihat seperti apa pekerjaan masinis kereta cepat.

Nantinya, mereka akan mengikuti serangkaian tes kembali untuk bisa mendapatkan sertifikat masinis. Setelah dapat barulah para siswa ini bisa menjadi masinis kereta cepat tanpa ada pendampingan dari para profesional lainnya.

"Maksimal 2025 ini sudah bisa jadi masinis. Mudah-mudahan sertifikasinya lancar yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan," paparnya.

3. Pelatihan juga dilakukan untuk pekerja perawatan sampai pengoperasian kereta

Potret keramaian di peron Stasiun Halim Kereta Cepat Whoosh. (dok. Sabri Ella Afni untuk IDN Times)

Tak hanya untuk masinis, lanjutnya, transfer ilmu juga diberikan kepada para pekerja di bidang perawatan dan pengoperasioan lainnya. Saat ini mereka juga tengah berlatih di tempat lain sehingga nantinya bisa semua pekerjaan di KCJB bisa dilakukan pekerja lokal.

"Kami ajarkan, kami latih sebaik mungkin supaya nantinya siap. Jadi memang ujiannya terus dilakukan supaya mereka berkompeten," paparnya.

Editorial Team