Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang dihelat 70 tahun lalu menghasilkan sejumlah poin, salah satunya ialah Dasasila Bandung dan Semangat Bandung. Poin ini pun dianggap kian relevan diterapkan dalam di tengah ketidakpastiian global.

Hal ini disampaikan Dino Patti Djalal, pendiri organisasi kebijakan luar negeri Indonesia Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI). Menurutnya, dalam Dasasila Bandung ada sepuluh poin yang bisa dijadikan pijakan banyak negara untuk bekerja sama dalam menjaga kedamaian dan kesejahteraan bersama.

"Saya lihat sekarang semakin relevan karena makin prinsip-prinsip Bandung yang justru harus dihidupkan kembali dalam sistem internasional," kata Dino saat membuka acara "Global History and Politics Dialogue" dalam rangka peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Kota Bandung, Selasa (15/4/2025) malam.

1. Banyak prinsip yang sudah dilanggar

Ilustrasi perang(unsplash.com/Stijn Swinnen)

Menurutnya, Bandung Spirit atau Semangat Bandung adalah konsep yang dapat diilhami oleh prinsip-prinsip Konferensi Asia Afrika di Bandung, di mana setiap negara harus berkomitmen pada semangat keterlibatan global, berbasis kesetaraan dan saling ketergantungan.

Sementara Dasasila Bandung merujuk pada prinsip-prinsip inti Konferensi Asia Afrika, seperti penentuan nasib sendiri, saling menghormati kedaulatan, non-agresi, dan non-intervensi. Maka, Bandung Spirit dan Dasasila Bandung itu menjadi lebih relevan untuk digalakan kembali dalam kondisi dunia sekarang ini karena banyaknya pelanggaran aturan dan hukum internasional yang terjadi belakangan ini.

"Dan menurut saya (Dasasila Bandung) menjadi lebih relevan lagi karena sekarang ini banyak prinsip-prinsip Dasasila Bandung itu yang sudah tidak (dijalankan) dan terlanggar dalam dunia internasional, seperti sekarang ini yang kita lihat," ungkapnya.

2. Ada negara sudah tak hormati PBB

Editorial Team