Bandung, IDN Times - Pemeran Bandung Photography Triennale kembali digelar tahun ini. Edisi kedua tersebut menyiapkan tema yang merupakan kelanjutan dari tema sebelumnya sekaligus merespons kondisi geopolitik global saat ini. Tema utama yang dipilih adalah “Synthetic Vision: The Age of Fictionalizing in Our Culture”, yang akan dijabarkan ke dalam beberapa sub-tema. Melalui tema ini, Bandung Photography Triennale diharapkan dapat menjadi wadah bagi seniman fotografi untuk memetakan respons mereka terhadap realitas geopolitik kontemporer melalui berbagai metode artistik, teritori, perspektif, dan refleksi kritis.
Direktur dan Kurator ekshibisi ini, Henrycus Napitsunargo mengatakan, Bandung Photography Triennale 2025 memiliki tujuan untuk menciptakan sebuah platform yang inklusif tidak hanya mewadahi para seniman dan akademisi, tetapi juga melibatkan institusi, komunitas, profesional, serta para peminat fotografi secara umum. Platform ini diharapkan menjadi ruang kolaboratif yang mendukung perkembangan fotografi, memperluas jaringan, serta mendorong pertukaran informasi dan wacana terkini terkait medium fotografi.
"Khususnya dalam konteks praktik seni rupa kontemporer. Lebih jauh lagi, inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat posisi Bandung dan Indonesia dalam peta wacana dan perputaran pengetahuan seni, khususnya seni fotografi di tingkat global. Tema ini menjadi wadah bagi seniman fotografi untuk memetakan respons terhadap realitas geopolitik kontemporer dengan beragam metode artistik dan perspektif kritis," kata Henrycus dalam pembukaan pameran di Grey Art Gallery, Kamis (18/9/2025).