Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Kota Bandung akan segera memiliki wali kota baru. Muhammad Farhan yang ikut dalam pemilihan wali kota akhirnya mampu memenangkan suara dengan pasangannya, Erwin.

Pasangan ini mampu meraup suara lebih dari 40 persen pemilih, cukup jauh dari para pesaingnya.

Farhan sendiri bukan orang baru untuk Kota Bandung. Dia sudah lama mengeyam pendidikan hingga bekerja di kota ini.

Lantas apa saja fakta menarik mengenai Farhan, berikut catatan IDN Times:

1. Menamatkan pendidikan di Kota Bandung

IDN Times/Istimewa

Farhan memang tidak lahir di Bandung, melainkan di Bogor pada 1970. Lima tahun berselang dia dan keluarga kemudian pindah ke Bandung.

Farhan pun mulai bersekolah di Kota Kembang dengan mengenyam pendidikan dasar di Bina Budaya. Pendidikan menengah ia mulai tempuh di SMP Negeri 3 Bandung hingga lulus tahun 1985.

Selanjutnya, ia menghabiskan masa SMA di SMA Negeri 3 Bandung dan lulus pada 1988. Pendidikan tinggi Farhan selesaikan di Jurusan Ekonomi, Universitas Padjadjaran pada 1995.

Dia pun sempat mengikuti "Fellowship Unity in Diversity" di MIT Sloan School of Management pada tahun 2011 dan Fellowship YCAB di Sekolah Bisnis Universitas Harvard.

Lulus dengan predikat sarjana ekonomi nyatanya tidak membuatnya menjadi seorang ekonom. Farhan justru besar dengan statys sebagai presenter.

Dia memulai karier di dunia penyiaran sebagai announcer di Radio KLCBS, Bandung, pada tahun 1983-1984. Tahun 1994-1995, ia menjadi tenaga creative di Broadcast Design Indonesia, Jakarta.

Farhan mulai masuk ke dunia televisi di RCTI di acara Aksi, Galaksi, Candid Camera pada tahun 1996-1997. Ia pindah ke SCTV sebagai presenter utama pada periode 1997-1998.

Tahun 1999-2002, ia kemuduan menjadi presenter utama di Pentas Sejuta Aksi Indosiar. Tahun 1999-2002, ia mulai dikenal sebagai main announcer di Good Morning Hard Rockers, Hard Rock FM.

2. Kuliah sambil bekerja

IDN Times/Debbie Sutrisno

Satu hal yang jarang diketahui orang adalah Farhan dulu ketika berkuliah harus membiayainya sendiri karena ibu dan ayahnya kesulitan. Uang yang didapat orangtua Farhan habis untuk biaya kakak-kakaknya.

Tak patah arang, Farhan kemudian menjadi penyuplai sayuran untuk Pizza Hut. Selama bertahun-tahun dia harus berjibaku dengan pasar tradisional seperti di Pasar Baru dan Andir untuk berbelanja membawa barang dan dikirimkan ke Pizza Hut.

Hal tersebut ia lakukan sejak 1989 hingga 2004. Meski sudah lulus kuliah dia tetap menjadi suplier karena uang yang didapat lumayan untuk membeli kendaraan hingga rumah.

3. Ikut serta memajukan Persib

IDN Times/Istimewa

Bekerja di Jakarta ternyata tidak membuat mimpinya untuk bisa kembali ke Bandung terkubur. Pada 2009 dan fokus bekerja di Ibu Kota, justru ada seorang teman yang mengajak Farhan menjadi pengawas sponsorship untuk Persib.

Tawaran ini pun dia terima hingga akhirnya bertemu dengan para petinggi Persib seperti Glen Sugita dan Erick Thohir.

Sejak saat itu Farhan diminta untuk bisa berada di balik layar Persib dan bersentuhan dengan para komunitas pendukung Pangeran Biru. Salah satu programnya adalah menjadikan Persib sebagai klub profesional, dan terhindar dari kepentingan politik.

Hingga akhirnya dia juga jadi bagian manajemen Persib yang berhasil membawa tim ini menjuari Liga Indonesia pada 2014. Dengan capaian itu, Farhan pun meninggalkan Persib pada 2016 untuk target selanjutnya, yaitu dunia politik

4. Mulai kampanye jadi wali kota sejak 2017

IDN Times/Istimewa

Ketika berada di Persib, Farhan sebenarnya sempat diajak Ridwan Kamil untuk maju dalam pemilihan wali kota sebagai pendampingnya. Namun ia menolak dan memilih tetap di Persib.

Akhirnya, pada 2017 Farhan mulai getol untuk mencoba pemilihan wali kota. Dia melakukan survei tapi sayang hasilnya kurang bagus.

Dengan potensi yang dirasa akan kalah dengan calon lainnya, Farhan pun undur diri dan kemudian menjadi tim kampanye Ridwan Kamil ketika akan mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Barat.

5. Mimpi terwujud pada 2024

IDN Times/Debbie Sutrisno

Usai dari sana, Farhan langsung dilirik Nasdem agar mau masuk ke partai tersebut dan maju dalam pemilihan legislatif. Tak pikir panjang Farhan pun ikut serta dan akhirnya terpilih jadi anggota legislatif di Senayan dari Dapil Bandung dan Cimahi periode 2019-2024.

Meski berada di kursi DPR, rasa ingin maju Pilwalkot masih tertanam hingga akhirnya dia memberanikan diri membuat tagline 'Farhan Calon Wali Kota Bandung 2024, Bandung Butuh Perubahan'.

Meski demikian dia sebenarnya mencoba mencalonkan lebih dulu untuk bisa duduk di legislatif kembali lewat dapil yang sama. Sayangngya, suara dia tidak cukup dan gagal melenggang di DPR.

Dari sana, Farhan pun kemudian intens kembali mencari jalan agar bisa maju Pilwalkot Bandung. Setelah melakukan komunikasi dengan banyak pihak, Farhan akhirnya bersanding dengan Erwin yang merupakan ketua PKB Bandung.

Keduanya sepakat mengusun tagline Bandung UTAMA hingga akhirnya berhasil memenangkan Pilwalkot Bandung 2024.

Editorial Team