Pelaksanaan pelatihan bela negara ini merupakan bagian dari instruksi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebagai bentuk respons terhadap meningkatnya konflik sosial di kalangan pelajar.
Beberapa bulan terakhir, sejumlah kejadian seperti perkelahian kelompok dan aksi brutal antarremaja sempat marak di sejumlah wilayah kabupaten.
Pemerintah daerah menilai pendekatan konvensional melalui sanksi sekolah tidak cukup efektif membendung perilaku menyimpang.
Oleh karena itu, pelatihan berbasis semimiliter dipilih sebagai metode pembinaan nonformal yang bertujuan memberikan dampak langsung pada pola pikir dan sikap peserta.
Selama dua pekan ke depan, para siswa akan menjalani rutinitas terstruktur, termasuk bangun pagi sebelum subuh, olahraga fisik, baris-berbaris, serta sesi motivasi dan konseling.
Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan materi wawasan kebangsaan, pelajaran moral, serta kegiatan keagamaan yang dibimbing oleh tenaga pendamping dari unsur TNI, guru, dan konselor.
Pemerintah Kabupaten Kuningan mengklaim telah mempersiapkan sistem pembinaan yang tidak mengarah pada kekerasan atau tekanan mental.
Seluruh kegiatan di bawah pengawasan tim gabungan dari Dinas Pendidikan, Kodim 0615/Kuningan, dan tenaga psikolog yang terlibat secara langsung dalam pelatihan.