Siswa SDN 3 Sudagaran, Banyumas, Jawa Tengah, saat menggunakan smartboard atau papan pintar bantuan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). (Dok. Kemendikdasmen)
Para murid pun bisa tetap diajak untuk mengikuti proses pembelajaran secara langsung di lapangan, kemudian dipresentasikan dalam Smartboard yang sudah diberikan dari pemerintah pusat itu.
"Anak-anak bisa lebih kreatif memadukan, menyambungkan antara mereka yang temukan di lapangan ketika studi lapangan ke secara praktik kemudian mereka bisa digitalisasikan ke dalam bentuk visual," katanya.
Mengenai program tersebut apakah sudah seluruhnya diterima di SMA, SMK dan SLB se-Jawa Barat, Purwanto belum mengetahui lebih jauh. Hanya saja, total penerimanya kurang lebih mencapai 4.500 sekolah.
"Nah, itu data persebarannya kami belum cek ya. Tapi jumlah totalnya kurang lebih 4 500 unit," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mengatakan pemerintah mendorong pembaruan sarana belajar-mengajar melalui distribusi perangkat teknologi, salah satu tonggak utamanya adalah program Smart Classroom atau Kelas Cerdas, dengan pengadaan smartboard di ribuan sekolah.
Abdul Mu’ti menyebut Rp2 triliun telah dialokasikan untuk pengadaan Smartboard dan televisi digital interaktif bagi 15 ribu satuan pendidikan.
"Bantuan untuk Sekolah atau Kelas Cerdas sudah disiapkan. Alokasi anggarannya Rp2 triliun, dan insya Allah tahun ini akan mulai direalisasikan untuk 15 ribu satuan pendidikan," kata Mu'ti saat peringatan Hardiknas 2 Mei 2025 di SDN Cimahpar 5, Bogor.