Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-07-11 at 15.29.26_5e704732.jpg
Infografis pengadaan smartboard Kemendikdasmen ke sekolah-sekolah (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Program Smart Board diluncurkan Presiden Prabowo Subianto untuk 4.500 sekolah tingkat SMA dan SMK di Jawa Barat.

  • Bantuan langsung dialokasikan oleh Kemendikdasmen ke sekolah-sekolah, memperkaya model pembelajaran dengan digitalisasi.

  • Pemberian smart board diharapkan dapat mempermudah proses belajar murid dan tidak menggantikan aspek pembelajaran lainnya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Program Presiden Prabowo Subianto, Smartboard - Interactive Flat Panel (IFP) untuk sekolah resmi diluncurkan pada Senin (17/11/2025). Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, mencatat sebanyak 4.500 sekolah tingkat SMA dan SMK akan mendapatkan bantuan presiden ini.

"Kalau data yang kami terima ada sekitar 4.500-an ya Smartboard yang diterima oleh sekolah-sekolah Jawa Barat. Dan ya kita tentu berbahagia karena di tengah keterbatasan anggaran kita kita dapat bantuan lah ya," ujar Kepala Disdik Provinsi Jabar, Purwanto saat ditemui di Kota Bandung, Senin (24/11/2025).

1. Sekolah menerima langsung Smartboard lewat kemendikdasmen

Sejumlah guru tengah mengoperasikan smartboard di SDN Cimahpar 5 Kota Bogor, Jawa Barat. (IDN Times/Linna)

Purwanto menjelaskan, pemberian ini nantinya dialokasikan langsung dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) ke sekolah-sekolah, sebagai penanggung jawab program tersebut.

"Langsung ke sekolah, diterima oleh sekolah, dan dimanfaatkan oleh sekolah dalam upaya digitalisasi pembelajaran. Tentu ini akan memperkaya model pembelajaran di sekolah-sekolah gitu," katanya.

2. Bisa membantu memperkaya sumber pembelajaran

ilustrasi anak belajar dengan smartboard (pexels.com/Alena Darmel)

Metode pembelajaran yang dilakukan, kata Purwanto, bukan hanya mengandalkan IFP, namun program ini dinilai dapat mempermudah proses belajar murid dari sebelumnya yang hanya menggunakan papan tulis biasa.

"Walaupun memang pembelajaran itu bukan satu-satunya lewat Smartboard itu ya. Tapi itu bisa dimanfaatkan untuk mengatasi keterbatasan sumber-sumber belajar," katanya.

Meski begitu, Purwanto meminta agar para guru tidak melupakan aspek pembelajaran lainnya, dan tetap memantau para murid dalam proses belajar mengajar.

"Kita juga tidak boleh melupakan hal-hal yang ada di sekitar sekolah yang bisa diamati secara langsung, diikuti secara langsung atau bisa menjadi sebuah rangkaian pembelajaran," tuturnya.

3. Pembelajaran praktik harus tetap ada dan murid harus diawasi

Siswa SDN 3 Sudagaran, Banyumas, Jawa Tengah, saat menggunakan smartboard atau papan pintar bantuan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). (Dok. Kemendikdasmen)

Para murid pun bisa tetap diajak untuk mengikuti proses pembelajaran secara langsung di lapangan, kemudian dipresentasikan dalam Smartboard yang sudah diberikan dari pemerintah pusat itu.

"Anak-anak bisa lebih kreatif memadukan, menyambungkan antara mereka yang temukan di lapangan ketika studi lapangan ke secara praktik kemudian mereka bisa digitalisasikan ke dalam bentuk visual," katanya.

Mengenai program tersebut apakah sudah seluruhnya diterima di SMA, SMK dan SLB se-Jawa Barat, Purwanto belum mengetahui lebih jauh. Hanya saja, total penerimanya kurang lebih mencapai 4.500 sekolah.

"Nah, itu data persebarannya kami belum cek ya. Tapi jumlah totalnya kurang lebih 4 500 unit," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mengatakan pemerintah mendorong pembaruan sarana belajar-mengajar melalui distribusi perangkat teknologi, salah satu tonggak utamanya adalah program Smart Classroom atau Kelas Cerdas, dengan pengadaan smartboard di ribuan sekolah.

Abdul Mu’ti menyebut Rp2 triliun telah dialokasikan untuk pengadaan Smartboard dan televisi digital interaktif bagi 15 ribu satuan pendidikan.

"Bantuan untuk Sekolah atau Kelas Cerdas sudah disiapkan. Alokasi anggarannya Rp2 triliun, dan insya Allah tahun ini akan mulai direalisasikan untuk 15 ribu satuan pendidikan," kata Mu'ti saat peringatan Hardiknas 2 Mei 2025 di SDN Cimahpar 5, Bogor.

Editorial Team