Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Barang bukti pengoplosan gas LPG di Cianjur (Polda Jabar)

Cirebon, IDN Times - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon berhasil mengungkap tiga kasus penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM) dan gas subsidi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat sepanjang 2024. Praktik ilegal ini melibatkan berbagai modus operandi, mulai dari modifikasi kendaraan hingga manipulasi teknologi berbasis digital.

Kapolresta Cirebon, Kombes Sumarni, menjelaskan bahwa penyalahgunaan BBM bersubsidi seperti solar dan pertalite semakin marak dengan taktik yang semakin canggih. Salah satu modus yang terungkap adalah penggunaan kendaraan yang telah dimodifikasi secara khusus untuk mengakali pembatasan distribusi BBM bersubsidi.

“Para pelaku memodifikasi tangki kendaraan sehingga mampu menampung BBM dalam jumlah yang jauh lebih besar dari kapasitas normal. Setelah itu, BBM tersebut dijual kembali dengan harga tinggi di luar SPBU resmi,” ungkap Sumarni, Rabu (8/1/2025).

Menurutnya, tindakan ini sangat merugikan masyarakat. BBM bersubsidi yang seharusnya menjadi hak masyarakat kecil, justru dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk mencari keuntungan pribadi.

Dampaknya, kelangkaan BBM bersubsidi kerap terjadi di sejumlah wilayah, sehingga masyarakat yang benar-benar membutuhkan kesulitan mendapatkan akses bahan bakar.

1. Modifikasi kendaraan dan penyalahgunaan sistem digital

Ilustrasi Digital Payment (unsplash.com/Nathana Rebouças)

Sumarni menuturkan, salah satu kasus penyalahgunaan BBM bersubsidi terungkap melalui patroli rutin di SPBU wilayah Cirebon. Saat itu, petugas mendapati sebuah kendaraan yang memiliki tangki BBM dengan kapasitas lebih besar dari standar pabrikan.

Kendaraan tersebut digunakan untuk membeli BBM bersubsidi dalam jumlah besar secara berulang-ulang.

“Tangki kendaraan yang dimodifikasi mampu menampung BBM lebih banyak dari kapasitas normal. Ini jelas melanggar aturan karena BBM bersubsidi hanya diperuntukkan bagi kebutuhan tertentu,” kata Sumarni.

Selain modifikasi kendaraan, kasus penyalahgunaan BBM bersubsidi juga melibatkan manipulasi sistem digital. Beberapa pelaku memanfaatkan aplikasi MyPertamina untuk memalsukan barcode yang digunakan dalam pembelian BBM. Dengan memalsukan data, pelaku bisa membeli BBM bersubsidi dalam jumlah besar tanpa terdeteksi sistem pengawasan.

“Modus ini menunjukkan bahwa pelaku tidak hanya memanfaatkan celah teknis, tetapi juga berupaya merusak sistem pengawasan yang telah dirancang untuk memastikan subsidi tepat sasaran,” ujar Sumarni.

Ia menjelaskan bahwa barcode palsu digunakan untuk mengelabui sistem di SPBU, sehingga para pelaku bisa membeli BBM lebih dari batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. BBM tersebut kemudian dijual kembali di luar SPBU dengan harga yang jauh lebih tinggi, memberikan keuntungan besar kepada pelaku secara ilegal.

2. Dampak sosial dan ekonomi

Editorial Team

Tonton lebih seru di