2 Tahun Tak Kunjung Diperbaiki, Siswa SDN Ciaripin Sukabumi Belajar di Lantai

Sukabumi, IDN Times - Siswa SDN Ciaripin di Kabupaten Sukabumi terpaksa belajar di aula beralaskan lantai. Hal itu dilakukan lantaran ruang kelas tempat mereka belajar rusak dan nyaris ambruk.
Diketahui, sekolah itu berlokasi di Kampung Ciaripin, RT 02/08, Desa Munjul, Kecamatan Ciambar, Kabuoaten Sukabumi. Puluhan siswa melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di mushola dan panggung kreasi (aula) yang ada di sekolah tersebut.
Kepala SDN Ciaripin, Ismat mengatakan, ia menjabat sejak tahun 2022 lalu. Sejak saat itu kondisi bangunan sekolah sudah memprihatinkan terlebih ruang kelas V.
"Jadi, sebelum saya datang ke sini, bangunan di sekolah itu sudah rusak. Namun seiring berjalannya waktu, kondisi bangunan bertambah rusak parah," kata Ismat, Rabu (21/8/2024).
1. Genting bocor hingga penyangga ruang kelas sudah lapuk
Bentuk kerusakan ruang kelas di sekolah itu mulai dari genting yang bocor hingga kayu penyangga yang sudah lapuk. Selain itu, ruang kelas juga tidak memiliki kaca jendela dan keramik pada bagian lantai sudah terkelupas.
"Iya, itu rusak parah untuk ruang kelas V. Bahkan, selain bangku dan meja belajarnya rusak parah, kaca dan pintunya juga tidak ada," kata dia.
2. Siswa terpaksa belajar di luar tanpa meja dan kursi
Guna menghindari hal yang tidak diinginkan, akhirnya pihak sekolah terpaksa mengalihkan proses kegiatan belajar mengajar puluhan siswa kelas V ke bangunan panggung kreasi sekolah sejak awal semester lalu.
"Jumlah total siswa sebanyak 195 orang. Nah, untuk yang belajar di panggung kreasi, khususnya untuk siswa kelas V itu ada 40 siswa, terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 17 siswi perempuan," ujarnya.
"Jadi, tidak sepanjang hari siswa kelas V itu belajarnya di panggung kreasi. Tepatnya, jika siswa kelas I selesai atau pulang, maka siswa kelas V kami alihkan kembali ke ruang kelas I untuk belajar," sambung Ismat.
3. Upaya untuk perbaikan sekolah
Pihak sekolah mengaku sudah berupaya mengajukan permohonan bantuan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Pendidikan. Pengajuan itu untuk perbaikan dan pembangunan ruang kelas, gedung perpustakaan hingga bangunan WC umum untuk siswa.
"Pada 2023, kita baru mendapatkan satu ruang kelas. Nah itu, tidak tahu di setujui atau tidaknya, yang penting saya itu ruang kelas dulu, sebab jangan sampai anak terlantar seperti begini," ungkapnya.
Proses KBM di luar ruangan itu akan berlaku sementara. Pihak sekolah, kata dia, sedang menunggu sarana dan prasarana yang sudah disiapkan.
"Jadi ini bukan semata-mata anak ini belajar selamanya di sini, tapi itu untuk sementara dan menghindari kecelakaan pada anak, baik itu luka atau bagaimana. Nanti kita lihat dulu sikonnya, kalau kelas bisa digunakan, maka akan digunakan. Kalau tidak, saya menggunakan mushola dan seadanya saja yang penting masuk 16 pasang kursi dan meja," jelasnya.
4. Siswa ingin ruang kelas yang nyaman
Salah seorang siswa kelas V di SDN Ciaripin, David Maulana mengatakan, ia bersama teman-teman sekelasnya terpaksa harus rela melakukan proses KBM di panggung kreasi. Mereka menginginkan ruang kelas yang nyaman.
"Belajar di panggung itu, memang banyak debu dan angin tapi ya bagaimana lagi. Pengennya ruang kelas rusak itu diperbaiki dan punya ruang kelas baru karena belajar di panggung itu suka kepanasan," kata David.