Gelombang kedua keracunan massal MBG di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (24/9/2025) (Istimewa)
Menurutnya, dari rentetan kasus keracunan yang terjadi di Jawa Barat, termasuk yang baru terjadi di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, kerap kali disebabkan oleh hidangan yang sudah basi. Menurutnya, hal ini berkaitan dengan waktu penyajian itu sendiri.
"Misalnya, waktu penyajian kan gitu terus bahan baku seperti apa. Nah ini kalau SOP-nya dipenuhi oleh SPPG, saya yakin enggak akan ada keracunan," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana juga membenarkan bahwa peristiwa keracunan yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat disebabkan oleh adanya kesalahan teknis dari SPPG saat memasak MBG.
"Saya melihat yang di Bandung Barat itu semuanya kesalahan teknis, semua tidak taat aturan SOP, lebih banyak ke arah situ," ujar Dadan sast ditemui usai kegiatan wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Trans Convention Centre, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Sabtu (18/10/2025).
Terkait banyaknya dugaan SPPG fiktif yang ada di Kabupaten Bandung Barat, Dadan membantah, dan menyatakan semua dapur MBG di daerah tersebut resmi, hanya saja ia tidak menampik banyak yang salah prosedur terutama waktu masak.
"SPPG fiktif tidak ada. Tapi kalau kesalahan teknis masak harusnya jam satu malam sudah masak, ini jam sembilan malam. Kemudian yang terakhir (kasus Cisarua) kemarin itu bahan bakunya kurang baik, dan juga kesalahan teknis," tuturnya.
Dadan mendapatkan laporan, kasus keracunan MBG di Cisarua itu juga terjadi karena SPPG terlalu cepat mengemas makanan. Sehingga, ketika dihidangkan, makanan sudah basi.
"Iya (murni basi), terlalu cepat mengemas makanan," ucapnya.