Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Inin Nastain IDN Times/ Cium bakti Ambar kepada ibu

Majalengka, IDN Times - Mendapatkan surat keterangan (SK) pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) menjadi harapan hampir semua tenaga honorer. SK P3K, seakan-akan jadi oase di gurun tandus bagi para honorer, apalagi mereka yang sudah mengabdikan diri selama belasan tahun.

Ambar Puspita Ningtyas tidak mampu menahan tangis haru, ketika namanya terdaftar sebagai penerima SK P3K. Di tengah seremonial pengangkatan, wajah sembab mengiringi langkah perempuan yang sudah belasan tahun mengabdi sebagai guru SD itu.

"Mengajar selama 19 tahun di SD. Alhamdulillah, pada gelombang keempat ini diangkat," kata Ambar dengan nada haru, seusai mengikuti upacara pengangkatan di alun-alun Majalengka, Kamis (30/5/2024)

1. Daftar sejak 2021, tapi selalu gagal

Inin Nastain IDN Times/ pelukan tulus bersama ibu

Dicetuskannya program P3K memberi harapan bagi Ambar dan kawan-kawannya sesama honorer. Walhasil, tidak aneh jika banyak honorer berbondong-bondong untuk mengikuti seleksi P3K.

Ambar sendiri tidak mau menyia-nyiakan peluang itu. Pada 2021 lalu, ia sebenarnya telah mempersiapkan diri untuk bisa meraih 'gelar' P3K. Namun apa daya, di tahun pertama itu dia gagal. 

"Waktu itu ada kesalahan administrasi. Akhirnya tidak bisa ikut," kata Ambar, mengenang masa awal perjuangannya mendapatkan P3K.

Gagal lantaran administrasi, tidak membuat Ambar putus asa. Tahun berikutnya, dia kembali mengikuti kesempatan itu. Namun, hasil sama kembali dialami Ambar. Hingga akhirnya pada  2024 ini, Ambar dinyatakan berhak mendapatkan status itu. 

 

"Ikut lagi dan alhamdulilah lolos ini berkat doa ibu yang terus menerus dipanjatkan. Saya anak sulung, punya adik yang sudah lebih dulu P3K. Dan sekarang alhamdulilah saya susul adik," tutur Ambar.

2. Berstatus P3K, Ambar tak lagi ngajar di SD

Inin Nastain IDN Times/ apel pelantikan P3K

Dengan beralihnya statusnya Ambar menjadi P3K, ia harus rela berpisah dengan sekolah lamanya tempat ia bekerja. Ambar, dengan status sebagai P3K, akan memulai perjalanan baru sebagai guru di SMP.

"Sekarang dipindah ngajarnya ke SMP, bagian prakarya dan wirausaha, karena awalnya bukan linier pendidikan," kata dia.

Kebahagian yang sama terpancar dari sang ibu, Tuti Taryani. Tuti mengaku rela ikut panas-panasan di Alun-alun Majalengka, untuk menyaksikan pengukuhan anaknya sebagai P3K.

"Si teteh anak pertama, gaduh tiga (punya tiga anak). Alhamdulillah, ibu sudah sendiri tapi bisa sekolahkan tiga anak sampai sarjana. Alhamdulillah, ayeuna (sekarang) si Teteh juga sudah P3K," kata dia.

3. Pelantikan di ruang terbuka, agar keluarga bisa menyaksikan

Inin Nastain IDN Times/ pelantikan P3K di alun-alun

Sementara itu, pelantikan P3K sendiri digelar di Alun-alun Majalengka. Upacara pelantikan dipimpin langsung Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi.

"Kami sengaja gelar pelantikan di ruang terbuka, agar keluarga bisa ikut menyaksikan. Karena sesungguhnya mereka jadi PPPK bukti dikabulkannya doa keluarga," kata Dedi.

Selain itu, Dedi juga berharap P3K yang dilantik itu bisa memiliki wawasan yang lebih luas lagi. 

"(Pelantikan di alun-alun) Biar PPPK punya rasa lapang dada yang luas sesuai kondisi lapangan alun. Bisa liat masjid, jadi selalu ingat saat kerja yang harus dilayani masyarakat karena dilantik ditonton masyarakat. Bukan menatap gedung dingin ber-AC, nanti melayani pejabat. Yang dilayani masyarakat dan kehadirannya untuk menyejahterakan masyarakat," kata dia.

Sementara itu, ada sebanyak 469 orang yang dilantik P3K pada hari ini. Mereka berasal dari 365 guru, 31 nakes, dan 73 tenaga teknis lainnya. 

"Pelantikan ini jadi awal mereka memperoleh beberapa haknya dari mulai gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan fungsional, kalau dia pejabat fungsional. Termasuk tunjangan lainnya, jika kemampuan PAD mencukupi untuk melakukan itu," kata dia.

Sementara itu, hingga Mei 2024 ini, sudah ada 3.710 orang diangkat jadi P3K. "Sampai saat ini sudah ada empat gelombang. Nah yang sekarang (gelombang  empat) paling banyak dari Disdik. Tahun ini tidak ada lagi, paling nanti pengadaan CPNS," kata plt. Kepala BKPSDM Kabupaten Majalengka Gatot Sulaeman.

Editorial Team